RADARCIREBON.TV- Muludan di Keraton kasepuhan Cirebon adalah tradisi perayaan hari kelahiran nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) yang diselenggarakan setiap tanggal 12 rabiul awal.
Istilah Muludan merujuk pada perayaan hari kelahiran nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 rabiul awal dalam kalender Hijriyah.
Mengenal Muludan, Tradisi Keraton Cirebon
Tradisi Muludan di Cirebon, Jawa Barat telah ada selama ratusan tahun. pada tradisi ini mengenalkan keberkahan, indahnya kesenian dan juga keberagaman.
Baca Juga:Jangan Salah, Sering Konsumsi Bawang Bombay Bagus Untuk KesehatanMumpung Weekend, Ajak Keluarga, Ini Harga Tiket Masuk Taman Safari
Muludan digelar selama kurang lebih satu bulan, kemudian akan diakhiri dengan malam puncak yang diberi nama Panjang Jimat.
Pada tradisi yang digelar biasanya banyak para pedagang di sekitar Keraton yang berjualan baju atau makanan dan minuman.
Umumnya makanan yang dijual adalah martabak yang bereaksi dengan iringan musik dangdut, tahu petis, bakso dan makanan lainnya.
Tidak hanya itu, ada banyak hiburan yang tersedia mulai dari mainan pasir, odong-odong, komedi putar, tong setan, kapal klotok tempo dulu, wahana kora-kora, bianglala mini, rumah hantu dan masih banyak lagi.
Biasanya pada tradisi ini masyarakat dapat membeli maupun menikmati wahana hiburan tersebut dengan harga yang tertera selama 1 bulan, kemudian pada hari terakhir akan diadakan Panjang Jimat di malam harinya.
Upacara Panjang Jimat
Panjang jimat diambil dari kata Panjang yang diartikan secara harfiah berupa “Bentuk Piring dan Perabotan Dapur Peninggalan Sejarah yang diisi dengan Makanan“ dengan di Analogikan dengan prosesi kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan kata Jimat berarti Akronim dari kata “Diaji dan Dirumat yang berarti Dipelajari dan Diamalkan Ajaran-Ajaran Islam“ dengan menaladani nabi Muhammad SAW.
Baca Juga:Lagi Nyari HP Dengan Budget Dibawah 5 Juta, POCO x7 pro 5G Bisa Jadi AlternatifButuh Modal Ratusan Juta, Coba KUR BRI, Solusi Cepat Atasi Masalah
Panjang Jimat adalah tradisi sebagai bentuk rasa meneladani dan mengenang Nabi Muhammad SAW.
Upacara Panjang Jimat merupakan puncak acara peringatan Maulid Nabi di tiga Keraton. Biasanya upacara Panjang Jimat ini dihadiri ribuan masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah.
Upacara Panjang Jimat biasanya diadakan di Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan juga Keraton Kacirebonan. Banyak masyarakat dari berbagai daerah yang datang ketiga Keraton tersebut khusus untuk menyaksikan proses Upacara Panjang Jimat.
Upacara ini digelar pada malam hari sekitar pukul 21.00 wib yang ditandai dengan 9 kali bunyi lonceng Gajah Mungkur yang berada tepat di gerbang depan Keraton.
Pada pembunyian lonceng tersebut berarti menandakan bahwa Upacara Panjang Jimat segera dibuka.
Tidak hanya genderang lonceng yang dibunyikan, tanda pembukaan Upacara Panjang Jimat juga bisa ditandai dengan tiupan peluit yang berarti mengisyaratkan para warga untuk memberikan jalan bagi iring-iringan Family yang diikuti Abdi Dalam menuju Langgar Alit yang jaraknya sekitar 500 meter.
Barang Pusaka Keraton seperti kendi, loader, dan peninggalan sejarah lainnya akan dibawa oleh iring-iringan rombongan wanita bangsawan yang suci atau tidak dalam masa datang bulan.
Sebelum sampai di masjid atau dalam perjalanan menuju masjid biasanya ribuan warga berebut untuk memadati sepanjang jalan yang dilewati rombongan dengan tujuan untuk menghampiri Sultan atau bersalaman dengan Sultan dan berharap mendapatkan berkah.
Setelah sampai di tujuan utama yaitu Masjid Agung Kanoman, para rombongan akan dipersilakan untuk duduk rapi di dalam masjid, kemudian akan dibacakan Riwayat Nabi, Pembacaan Barjanji, Kalimat Thayyibah, Sholawat Nabi dan ditutup dengan berdoa bersama.
Acara Panjang Jimat selesai sekitar pukul 24.00 WIB. Setelah acara usai nasi dan lauk pauk yang dibawa oleh rombongan akan dibagikan kepada keluarga Sultan, Family, Abdi Dalem dan seluruh warga yang berada di luar halaman masjid.
Setelah proses doa bersama selesai, para rombongan bisa kembali ke tempat semula. Pangeran Pati dan Family langsung masuk ke dalam Keraton. Sementara para rombongan lain yang membawa benda pusaka diarahkan kembali menuju Langgar Alit.
Nah begitulah tradisi muludan di Keraton Cirebon, Jawa Barat. sangat unik sekali bukan, apakah Anda ingin datang kemari untuk melihat prosesi Upacara Panjang Jimat pada Muludan tersebut?