Rencana eksekusi sebidang tanah seluas 525 meter persegi di Kelurahan Awirarangan, Kabupaten Kuningan, oleh pihak Pengadilan Negeri pada Kamis pagi, diwarnai aksi penolakan dari keluarga pemilik lahan, warga sekitar, serta massa dari gabungan ormas dan LSM.
Ratusan massa melakukan unjuk rasa di lokasi sebagai bentuk penolakan terhadap eksekusi tersebut. Mereka menilai proses lelang yang dilakukan oleh pihak pemberi kredit tidak transparan dan merugikan salah satu nasabah yang merupakan warga setempat. Massa juga mempertanyakan harga lelang tanah yang dinilai jauh dari nilai pasar di kawasan tersebut.
Aksi sempat memanas saat massa berhadapan langsung dengan pihak pelaksana eksekusi yang tiba di lokasi. Mereka melakukan orasi, membentangkan spanduk, dan membakar ban di sekitar aset tanah. Namun, suasana berhasil diredam oleh petugas gabungan dari Polri, Satpol PP, dan Kodim.
Baca Juga:78 Calon Jamaah Haji Ikuti Bimbingan Manasik – VideoDisdik Batasi Penggunaan HP Bagi Guru – Video
Pihak Pengadilan Negeri kemudian membacakan surat keputusan terkait rencana eksekusi. Dalam pernyataannya, dijelaskan bahwa permasalahan ini berawal dari kredit bermasalah, yang kemudian berujung pada penyitaan agunan, proses lelang, hingga permintaan eksekusi oleh pemilik tanah baru.
Namun, mengingat situasi yang tidak kondusif, pihak pengadilan menyatakan penundaan sementara proses eksekusi demi menjaga ketertiban umum.
Aksi penolakan ini turut mendapat perhatian dari Kapolres Kuningan, AKBP Muhammad Ali Akbar, yang datang langsung ke lokasi bersama Kapolsek Kuningan, AKP Bambang Purnomo. Keduanya berdialog dengan massa dan keluarga nasabah untuk meredakan ketegangan.
Massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib pada Kamis siang. Sementara itu, pihak keluarga nasabah menyatakan kepada awak media bahwa mereka akan menempuh jalur hukum guna memperjuangkan keadilan atas permasalahan yang mereka alami.