Fakta Menarik dan Sejarah Bubur Sumsum, Si Lembut yang Disukau Sejak Dulu

Foto
Foto/Bubur Sumsum (fimela.com)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Salah satu bubur khas Indonesia adalah bubur sumsum, yang dibuat dari tepung ketan dan biasa disajikan dengan gula merah dan santan. Anak-anak, remaja, dan orang tua semua suka bubur ini.

Selain rasanya yang enak dan gurih, bubur sumsum memiliki sejarah yang patut diketahui. Selain digunakan sebagai penganan, bubur sumsum memiliki nilai yang lebih besar bagi nenek moyang kita. Berikut adalah penjelasannya.

1. Memulai pembuatan bubur sumsum sebagai upaya mengatasi paceklik pangan

Karena Indonesia telah dijajah selama ratusan tahun, nenek moyang kita menghadapi kesulitan dalam mencari bahan makanan pokok nasi. Lahan tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat. Di tengah kesulitan itu, masyarakat mulai mencari cara untuk menghindari kelaparan.

Baca Juga:Sejarah Permen Kapas Dikenal sebagai Cotton Candy, Memiliki Kisah Manis di Baliknya!Jangan Cuma Tahu Rasanya Saja! Inilah Sejarah dan Fakta Menarik Roti Bagelen yang Super Gurih

Salah satunya adalah dengan menggunakan perbandingan air yang lebih banyak untuk mengurangi jumlah liter beras yang diperlukan. Ini adalah cikal bakal semua jenis bubur, termasuk bubur sumsum yang dibuat dari beras ketan. Bubur pasti menjadi salah satu pilihan terbaik jika Anda ingin makan lebih banyak porsi.

2. Nama “sumsum” berasal dari bubur sumsum

Sulit untuk menemukan sejarah bubur dengan campuran daging hewan karena derajat bubur di Indonesia lebih rendah dari nasi. Akibatnya, mengapa bubur beras ketan ini disebut sebagai “sumsum”? Penganan ini disebut bubur sumsum karena warnanya mirip dengan sumsum tulang.

3. Biji salak adalah teman setia untuk bubur sumsum

Bubur sumsum selalu disajikan dengan biji salak, kudapan yang terbuat dari umbi-umbian berbentuk bulat-bulat kecil dan berwarna oranye-kecokelatan. Namun, bubur sumsum enak hanya dengan siraman gula merah dan santan. Ketika bulan Ramadan, burung sumsum dan biji salak ini lebih banyak digunakan sebagai takjil saat berbuka puasa.

4. Bubur sumsum hijau dengan daun pandan atau daun suji ditambahkan

Selain berwarna putih seperti sumsum tulang, bubur sumsum juga dapat berwarna hijau yang menarik. Warna hijau ini dihasilkan oleh pewarna alami dari daun suji dan daun pandan. Aromanya yang harum membuatnya lebih nikmat. Kamu lebih suka yang putih atau yang hijau?

5. Filosofi bubur sumsum dan eksistensinya sebagai salah satu jamuan ritual adat

Bubur sumsum juga sering dijadikan sebagai jamuan selama ritual adat, terutama di pulau Jawa, selain berfungsi sebagai penganan yang mampu mengenyangkan perut. Ritual seperti itu, seperti “pitulungan”, yang lebih berfokus pada meminta Tuhan agar melakukan keinginannya.

Selain itu, ubur sumsum dipercaya dapat meredakan kelelahan setelah ritual adat tersebut.

Selain itu, bubur sumsum memiliki banyak filosofi, salah satunya adalah bahwa itu adalah simbol dari kesederhanaan dan rasa syukur. Sejarah pembuatan bubur sumsum karena kekurangan makanan membuat kita lebih menghargai hal-hal sederhana yang ternyata bermanfaat.

Baca Juga:Si Kecil yang Tahan Lapar Lebih Lama! Yuk Intip Fakta Menarik tentang Jagung PulutTernyata Bukan Asli Indonesia? Yuk Simak 5 Fakta Menarik tentang Telur Asin yang Buat Terkejut!

Itu adalah fakta dan sejarah bubur sumsum. Semoga Anda semakin mencintai dan bersyukur atas penganan khas Indonesia ini, ya!

0 Komentar