Pemerintah Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka kembali menghidupkan tradisi adat Mapag Sri, Sabtu malam (19/4), sebagai bentuk rasa syukur atas datangnya musim panen padi musim hujan.
Tradisi yang berlangsung meriah dan khidmat ini menjadi wujud semangat warga dalam melestarikan budaya leluhur. Kegiatan dimulai dengan musyawarah desa serta pengecekan sawah—untuk memastikan padi telah menguning dan siap dipanen. Hal ini menjadi penanda dimulainya prosesi adat Mapag Sri.
Beragam kesenian tradisional turut memeriahkan acara, mulai dari pertunjukan Topeng Kelana hingga Wayang Kulit, yang menggambarkan kekayaan budaya lokal yang masih hidup dan tumbuh di tengah masyarakat.
Baca Juga:Lenovo V14 G3, Laptop 7 Jutaan Paling Layak untuk Dibeli!!Rekomendasi Laptop Harga 5 Jutaan, Sudah Dapat Intel Core Generasi 12!!
Kepala Desa Sumber Kulon, Kibagus Wardilah, menjelaskan bahwa Mapag Sri merupakan tradisi turun-temurun yang berarti ‘menjemput Dewi Sri’, simbol kesuburan dan kemakmuran. Kegiatan ini menjadi bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, sekaligus harapan agar keberkahan terus menyertai pertanian warga.
“Selain sebagai ajang spiritual dan sosial, Mapag Sri juga kami jadikan sarana pelestarian budaya serta edukasi bagi generasi muda,” ujar Kibagus Wardilah.
Pihak desa berharap, tradisi ini tidak hanya terus dilestarikan, tetapi juga bisa menjadi bagian dari kalender wisata budaya di wilayah Majalengka Utara, sehingga dapat memperkuat identitas kultural sekaligus mendukung sektor pariwisata lokal.