Mengenal Siapa Pemilik dari Shell Indonesia? Inilah Sejarah dan Perkembangan Bisnisnya

Foto
Foto/Ilustrasi SPBU Shell (kompas.com)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Shell adalah perusahaan multinasional terkemuka yang telah beroperasi di berbagai negara, termasuk Indonesia, dan telah menjadi nama yang akrab di dunia energi.

Shell adalah pemain penting dalam industri energi nasional. Sebaliknya, siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas nama besar Shell Indonesia?

Berikut ini adalah ringkasan dari sumber resmi tentang pemilik Shell!

1. Shell Indonesia dimiliki oleh Shell plc

Shell plc, sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di Inggris dan Wales, yang sebelumnya dikenal sebagai Royal Dutch Shell, memiliki kantor pusat di Den Haag, Belanda. Shell Indonesia adalah bagian dari jaringan perusahaan energi global.

Baca Juga:Cotton Bud Memiliki Banyak Fungsi: Inilah 5 Fungsi yang Tak Terduka Selain untuk Membersihkan Telinga!Anti Zonk! Inilah 5 Trik Jitu Memilih Labu Kuning yang Matang dan Siap untuk Diolah!

Perusahaan tersebut dibentuk pada 1907 dari penggabungan Royal Dutch Petroleum Company dan The “Shell” Transport and Trading Company. Dengan sejarah lebih dari satu abad, Shell plc telah berkembang menjadi salah satu perusahaan energi terbesar di dunia, beroperasi di lebih dari 70 negara.

Shell plc, perusahaan induk yang berbasis di Inggris dan Wales, memiliki semua saham Shell Indonesia, dan anak perusahaannya sepenuhnya dimiliki oleh Shell plc.

Sebaliknya, Shell Indonesia menawarkan kemitraan bisnis dalam bentuk waralaba, juga dikenal sebagai program Dealer Owned Dealer Operated (DODO). Dalam model ini, pihak ketiga atau mitra bisnis memiliki dan mengoperasikan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) Shell.

Jadi, kapan Shell masu ke Indonesia?

2. Sejarah Shell Indonesia dimulai pada 1884

Sejarah masuknya Shell ke Indonesia dimulai ketika seorang warga negara Belanda bernama Aeilko Jans Zijlker menemukan bukti minyak di Sumatra Utara pada tahun 1884. Zijlker awalnya tertarik pada kemungkinan adanya minyak di sana, jadi dia mendapatkan izin dari sultan Langkat, penguasa lokal, untuk melakukan pengeboran eksplorasi.

Zijlker tetap semangat setelah kegagalan pengeboran pertama ketika dia tidak menemukan minyak. Setahun kemudian, pada tahun 1885, Zijlker mencoba pengeboran kembali di tempat lain di Pangkalan Brandan, Sumatra Utara, yang disebut Telaga Tunggal 1.

Ketika Zijlker menemukan minyak dalam jumlah yang cukup untuk diproduksi secara komersial, upayanya berhasil. Sejarah panjang keterlibatan Shell di Indonesia dimulai dengan penemuan minyak, yang menandai titik awal kemajuan industri minyak negara.

Perusahaan yang lebih formal didirikan oleh Zijlker dengan nama Royal Dutch Petroleum Company pada tahun 1890, yang kemudian menjadi bagian dari Royal Dutch Shell. Perkembangan perusahaan terus berkembang, dan pencarian minyak di Sumatra menjadi dasar untuk ekspansi Shell di Indonesia dan di seluruh dunia.

Baca Juga:Omzet Super Melijit! Inilah 7 Menu Takjil Buka Paling Laris yang Paling Laris untuk Dijual!Terungkap Sudah! 8 Tips Memilih Tempat Duduk di Pesawat yang Buat Penerbangan Menjadi Lebih Menyenangkan!

3. Perkembangan bisnis Shell Indonesia

Dengan waktu, Shell Indonesia telah berkembang mencakup kedua sektor hulu (upstream) dan hilir (downstream). Di sektor hilir, Shell Indonesia mengelola berbagai bisnis, termasuk distribusi bahan bakar, pelumas untuk berbagai jenis kendaraan dan industri, serta bitumen yang digunakan dalam proyek pembangunan jalan.

Saat ini, Shell Indonesia mempekerjakan lebih dari 300 orang dan beroperasi di lebih dari 170 stasiun pengisian bahan bakar di Jabodetabek, Bandung, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Perusahaan terus memperkuat posisinya di pasar bahan bakar nasional.

Selain itu, pabrik pelumas Shell di Marunda merupakan salah satu fasilitas produksi penting dalam rantai pasokan Shell di seluruh dunia. Fasilitas tambahan termasuk terminal penyimpanan bahan bakar di Gresik, Jawa Timur, yang memainkan peran penting dalam mengirimkan produk energi ke berbagai wilayah di Indonesia.

0 Komentar