RADARCIREBON.TV- Jumlah laptop yang dibutuhkan masyarakat Indonesia terus meningkat, tetapi hingga saat ini, pelanggan lebih suka laptop berbasis Windows, mulai dari laptop kelas menengah hingga premium, sebagian besar masih menggunakan sistem operasi besutan Microsoft. Di sisi lain, laptop Chromebook semakin populer di negara maju seperti Amerika Serikat, terutama di kalangan siswa.
Chromebook dengan Chrome OS memiliki banyak keunggulan, seperti harga terjangkau dan sistem operasi yang ringan, tetapi sayangnya, popularitasnya masih rendah di Indonesia. Kenapa demikian?
1. Chromebook membutuhkan koneksi internet
Untuk menjalankan aplikasi berbasis cloud, Chromebook sangat bergantung pada koneksi internet, yang berbeda dengan laptop berbasis Windows. Namun, kecepatan internet yang cepat dan stabil belum merata di Indonesia, membuatnya tidak praktis bagi banyak pengguna. Meskipun demikian, Chromebook tetap dapat digunakan secara offline, tetapi itu terbatas pada beberapa aplikasi.
Baca Juga:Cotton Bud Memiliki Banyak Fungsi: Inilah 5 Fungsi yang Tak Terduka Selain untuk Membersihkan Telinga!Anti Zonk! Inilah 5 Trik Jitu Memilih Labu Kuning yang Matang dan Siap untuk Diolah!
2. Ekosistem Windows digunakan oleh sebagian besar pengguna laptop di Indonesia
Harus diakui bahwa pengguna laptop di Indonesia, termasuk pelajar, lebih familiar dengan perangkat lunak Windows. Program seperti Microsoft Office biasanya digunakan oleh pengguna di Indonesia, tetapi tidak kompatibel secara langsung dengan Chrome OS. Aplikasi berbasis web seperti Google Workspace mendukung Chromebook. Hal ini membuatnya tidak sesuai untuk orang-orang yang membutuhkan aplikasi yang bekerja offline. Namun, Chromebook versi terbaru memungkinkan pengguna mengunduh aplikasi alternatif untuk berbagai kebutuhan melalui Play Store.
3. Ekosistem Chromebook masih tidak memenuhi persyaratan pengguna
Saat ini, Chrome OS memiliki ekosistem aplikasi yang lebih terbatas dibandingkan Windows dan macOS. Chromebook tidak mendukung banyak program populer, dan meskipun mendukung aplikasi Android, fiturnya masih terbatas untuk tugas berat, sehingga pengguna cenderung memilih sistem operasi lain yang lebih fleksibel.
Aplikasi populer seperti program buatan Adobe yang tidak tersedia di Chromebook biasanya dibutuhkan oleh pelajar atau masyarakat umum. Selain itu, laptop sering digunakan untuk tugas berat seperti game, multimedia, dan software berat. Di sisi lain, Chromebook dianggap kurang mampu memenuhi banyak kebutuhan sekaligus karena ukurannya yang lebih ringan dan tujuan pendidikannya yang lebih luas.
4. Kurangnya promosi membuat Chromebook kurang populer
Karena tidak banyak promosi, Chromebook kurang dikenal di Indonesia. Banyak pengguna tidak menyadari manfaat dan kelemahannya. Pengguna lebih familiar dengan laptop Windows yang umum. Akibatnya, Chromebook jarang dianggap sebagai opsi utama. Meskipun Chromebook tidak terlalu mahal, laptop berbasis Windows dengan spesifikasi yang sama biasanya dianggap lebih fleksibel dan bernilai lebih tinggi karena mendukung berbagai software.
5. Chromebook masih terbatas di Indonesia
Karena permintaan Chromebook yang rendah, jumlah perangkat yang dikirim ke Indonesia secara resmi masih cukup terbatas, sehingga penggunanya relatif sedikit jika dibandingkan dengan Windows dan MacOS. Akibatnya, pelanggan menjadi sulit mendapatkan Chromebook. Bahkan, penyedia laptop lokal seperti Axioo dan Advan memiliki preferensi untuk menawarkan laptop Windows murah dibandingkan Chromebook.
Bisa disimpulkan bahwa kebutuhan unik pengguna, keterbatasan ekosistem, dan strategi pemasaran yang kurang agresif adalah penyebab popularitas Chromebook yang rendah di Indonesia. Dibutuhkan upaya dari berbagai pihak, termasuk produsen laptop itu sendiri, untuk meningkatkan popularitas Chromebook. Anda lebih suka Chromebook atau laptop berbasis Windows?