Guna menekan tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Munjul, diluncurkan program Gerakan Basmi Jentik Nyamuk (GAS CANTIK). Program ini akan digerakkan oleh ratusan kader Jumantik melalui metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, yang terdiri dari menguras, menutup, dan mendaur ulang.
Sebagai bagian dari upaya ini, UPTD Puskesmas Munjul menggelar lokakarya mini triwulanan pertama lintas sektor dan program, Rabu pagi. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah stakeholder dengan tujuan menyampaikan evaluasi kinerja tahun 2024 dan merencanakan perbaikan di tahun 2025.
Kepala Puskesmas Munjul, Nia Endah Kurniasih, mengungkapkan bahwa salah satu isu yang disoroti adalah pengelolaan program Penyakit Tidak Menular (PTM) yang masih kurang optimal. Namun, pihaknya bersama 268 kader dari 46 Posyandu telah sepakat untuk melakukan perbaikan, termasuk mengaktifkan kembali kader Jumantik melalui program GAS CANTIK.
Baca Juga:Banjir Dan Longsor Terjadi Di Kuningan – VideoIrigasi Sekunder Mertapada Alami Pendangkalan Parah – Video
Langkah ini diambil mengingat tingginya angka kejadian DBD di wilayah Puskesmas Munjul. Bahkan, pada awal tahun 2025, jumlah kasus DBD sudah mencapai puluhan. Dalam pelaksanaannya, setiap kader akan bertugas menggerakkan program PSN 3M Plus di 20 rumah tangga, dengan fokus pada tiga langkah utama. Menguras tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Menutup tempat penyimpanan air untuk mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk. Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat bertelur nyamuk.
Pihak Puskesmas Munjul menegaskan bahwa peran mereka tidak hanya kuratif, tetapi juga promotif dan preventif, yaitu dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan bersama.
Selain itu, Kepala Puskesmas berharap program ini mendapat dukungan dari dinas terkait, terutama dalam hal kesejahteraan kader. Pasalnya, insentif untuk kader bukan merupakan kebijakan yang bisa langsung diberikan oleh Puskesmas.
Dengan adanya GAS CANTIK, diharapkan angka kasus DBD dapat ditekan secara signifikan, serta kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan semakin meningkat.