Food loss merupakan sebutan untuk bahan pangan yang masih dapat dimanfaatkan namun ikut terbuang dalam rantai pasok pangan. Fenomena tersebut wajar ditemui di pasar-pasar tradisional, seperti di Pasar Jagasatru, Kota Cirebon, yang merupakan pasar induk sayuran dan dapat menghasilkan ratusan kilogram sampah sisa sortiran sayur setiap harinya.
Dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang diselenggarakan di Pasar Jagasatru, Kota Cirebon, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, jajaran dinas, dan Forkopimda menggelar aksi bersih pasar yang juga serentak diselenggarakan di delapan pasar di beberapa kota. Pasar, sebagai cerminan berkumpulnya semua lapisan masyarakat dalam interaksi ekonomi, diharapkan dapat mengelola sampahnya secara mandiri hingga tuntas sebelum sampai ke TPA.
Sebagai pasar induk, Pasar Jagasatru Kota Cirebon dapat menghasilkan sampah sisa sortiran sayur hingga ratusan kilogram setiap harinya, dengan pengangkutan yang bisa dilakukan hingga tiga kali rit. Kementerian Lingkungan Hidup, melalui Staf Ahli Noer Adi Wardojo, menyampaikan bahwa lebih dari 60% sortiran sayur di Pasar Jagasatru yang biasanya dibuang oleh pedagang sebenarnya masih dapat dikonsumsi kembali dengan penanganan yang tepat.
Baca Juga:BPTPH Jawa Barat Bantu Petani Berantas Hama Tikus – VideoSeorang Pria Tertimbun Di Septic Tank – Video
KLH merekomendasikan peningkatan pemanfaatan kembali sampah sortiran sayur agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan untuk mengurangi fenomena food loss tersebut. Tidak sedikit warga di beberapa daerah masih mencari sisa sortiran sayuran untuk diolah dan dikonsumsi kembali dengan mencuci terlebih dahulu serta membuang bagian sayuran yang kondisinya kurang baik.
Namun, masih banyak masyarakat yang enggan mengolah kembali sisa sortiran sayur dari pedagang karena biasanya langsung dibuang ke TPS yang tersedia di belakang pasar. Selain dikonsumsi kembali dengan penanganan khusus, sisa sampah tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh peternak bebek, mentok, ayam, ataupun lele dengan mencacahnya kembali dan menjadikannya sebagai tambahan pangan ternak yang dapat meningkatkan kandungan gizi pakan tersebut.