Setelah Pilkada lalu, di mana masyarakat memilih kepala daerahnya dalam sebuah perhelatan pemilihan langsung untuk menentukan nasibnya dalam lima tahun mendatang, pendidikan politik dalam masyarakat harus tetap berjalan meski pesta demokrasi telah berlalu. Hal ini terlihat dalam pelaksanaan pemilihan RW 03 Kedung Mendeng, Kota Cirebon.
Pada pemilihan RW 03 Kedung Mendeng, Kota Cirebon, yang biasanya dilakukan secara musyawarah oleh masing-masing kepala keluarga, kini dilaksanakan dengan metode pemilihan umum yang telah disepakati bersama warga. Panitia pelaksanaan pemilihan langsung juga berasal dari petugas KPPS dan PPK yang sebelumnya bertugas dalam Pilkada dan Pemilu lalu.
Mulai dari tata cara penentuan pemilih yang diambil dari daftar pemilih tetap Pilkada lalu, metode pemilihan langsung dengan mencoblos surat suara, penggunaan tinta setelah memberikan suaranya, hingga metode penghitungan suara pada sebuah plano disesuaikan menyerupai pemilihan langsung. Warga yang terdaftar berhak memberikan suaranya sebanyak 1.250 orang, dengan tingkat partisipasi mencapai 80%, yang juga menunjukkan antusiasme warga dalam berpolitik.
Baca Juga:Permasalahan Sampah Jadi Polemik Setiap Tahun – VideoPemdes Gumulung Tonggoh Matangkan Program Ketapang – Video
Ketua pelaksana pemilihan RW 03 Kedung Mendeng, Muhammad Romadhoni, menuturkan bahwa dari hasil musyawarah warga dan calon RW, diharapkan adanya pendidikan demokrasi yang terus berjalan meski Pilkada telah usai. Pemilihan RW juga merupakan garda terdepan dalam berdemokrasi, meski pelaksanaannya tidak lepas dari tantangan teknis karena baru pertama kali diadakan bagi warga Kedung Mendeng.
Selama penghitungan suara, juga ditemui beberapa fenomena dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, seperti surat suara tidak sah karena dicoblos dua kali atau tidak sesuai dengan ketentuan. Diharapkan warga dapat merasa lebih terlibat dalam proses demokrasi di lingkup yang lebih dekat dengan mereka, seperti di tingkat RW.