Makam Bersejarah Di Tengah Pemukiman – Video

Makam Bersejarah Di Tengah Pemukiman
0 Komentar

Tidak jauh dari Keraton Kanoman, terdapat sebuah kompleks makam yang diyakini oleh warga sebagai tempat peristirahatan terakhir dari Syekh Maulana Maghribi. Beliau berasal dari Maroko dan sempat menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Cirebon, bersama dengan Syekh Datuk Kahfi dan Sunan Gunung Jati. Keberadaan makam yang terletak di tengah pemukiman ini selama ini lebih banyak mendapatkan bantuan renovasi dari warga sekitar, dibandingkan perhatian dari dinas terkait.

Kompleks makam ini juga menjadi tempat bersemayamnya beberapa anggota keluarga Keraton Kanoman, yang terletak di sebelah kanan dan kiri makam utama Syekh Maulana Maghribi. Menurut juru kunci makam, Andhika, Syekh Maulana Maghribi diyakini sebagai anggota Wali Songo periode pertama, yang diduga tiba di Jawa pada tahun 1400-an Masehi untuk menyebarkan Islam di Pulau Jawa bersama Syekh Datuk Kahfi dan Sunan Gunung Jati.

Meskipun letaknya berada di tengah pemukiman, perawatan makam ini banyak dibantu oleh warga sekitar serta peziarah yang datang. Renovasi terakhir yang dilakukan cukup banyak mengubah bentuk asli makam, seperti pengecatan merah pada dinding-dinding di sekitarnya, penambahan highlight pada berbagai ornament, terutama di beberapa hiasan dinding yang sempat dicuri dan digantikan dengan cat warna silver. Selain itu, pohon beringin yang berada di tengah makam juga dirapikan. Menurut pengakuan juru kunci, sebagian besar dana untuk renovasi ini berasal dari warga sekitar.

Baca Juga:Kontes Genjring Ramadan RCTV – VideoButuh 12 Ribu Titik PJU Untuk Realisasi Cirebon Terang – Video

Kompleks makam ini telah menjadi cagar budaya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon. Namun, perawatan dan renovasi yang sempat dilakukan lebih banyak mengandalkan dana pribadi dari warga sekitar atau peziarah, seperti pengecatan ulang tembok sekitar dan pemasangan penerangan yang sempat diusulkan oleh juru kunci makam. Realisasi usulan tersebut cukup lama, sehingga akhirnya dilakukan secara mandiri oleh warga dan peziarah.

0 Komentar