RADARCIREBON.TV- Ketika ada jumlah kolesterol yang berlebihan dalam aliran darah, hal itu dapat menumpuk di dinding pembuluh darah, menyebabkan plak yang menyempitkan arteri. Kondisi ini dikenal sebagai kolesterol tinggi.
Dengan arteri yang menyempit, darah lebih sulit mencapai jantung dan organ lain. Akibatnya, risiko serangan jantung dan stroke meningkat.
Dua jenis utama lipoprotein yang membawa kolesterol bergerak melalui aliran darah dan menempel pada protein untuk membentuk struktur yang disebut lipoprotein.
Baca Juga:4 Daftar Mobil Hatchback Paling Dicari pada Awal Tahun 2025Jangan Sampai Salah Pilih! Ini Dia 6 Jenis Mobil untuk Performa Terbaik yang Perlu Diketahui
- Lipoprotein densitas tinggi (HDL), sering disebut “kolesterol baik,” yang membantu membuang kelebihan kolesterol dari darah.
- Lipoprotein densitas rendah (LDL), sering disebut “kolesterol jahat,” yang dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri.
Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular berarti menjaga kadar kolesterol melalui pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan, jika perlu, pengobatan.
Selama masa reproduksi, kadar kolesterol wanita biasanya lebih rendah. Namun, setelah menopause, kadar kolesterol sering kali meningkat, yang mungkin terkait dengan penurunan kadar estrogen.
Ketahui dampak kolesterol pada wanita, gejala kolesterol tinggi, dan faktor risiko utama untuk wanita dengan kolesterol tinggi.
1. Bagaimana efek kolesterol pada perempuan berbeda dari laki-laki?
Baik laki-laki maupun perempuan seringkali tidak menunjukkan gejala kolesterol tinggi hingga cukup parah untuk menyebabkan masalah kesehatan serius seperti serangan jantung atau stroke. Namun, perbedaan jenis kelamin dapat berdampak pada kadar kolesterol.
Sebelum menopause
- Perempuan di bawah usia 55 tahun atau sebelum menopause biasanya memiliki kadar LDL atau kolesterol jahat, yang lebih rendah daripada laki-laki.
- Di sisi lain, laki-laki umumnya memiliki kadar HDL atau kolesterol baik yang lebih rendah, pada semua usia.
Kadar estrogen tampaknya berhubungan dengan perbedaan ini. Sebuah penelitian tahun 2010 menemukan bahwa kadar kolesterol dipengaruhi oleh perubahan estrogen selama siklus menstruasi:
- Saat kadar estrogen meningkat, HDL meningkat, sementara LDL dan trigliserida (jenis lemak lain dalam darah) menurun.
- Kadar kolesterol cenderung paling rendah pada sekitar awal menstruasi.
- Perempuan dengan obesitas menunjukkan variasi kadar kolesterol terbesar selama siklus mereka.
Selama kehamilan
Kadar kolesterol seseorang secara alami meningkat selama kehamilan untuk membantu perkembangan bayi. Namun, bagi perempuan yang memiliki kolesterol tinggi, menghentikan penggunaan obat penurun kolesterol bisa menjadi masalah.
Setelah menopause
Baca Juga:Impian Memiliki Mobil Mewah? Inilah 4 Opsi Murah yang Patut Dipertimbangkan!Bukan Sekadar Kendaraan, Tapi Juga Rekan Perjalananmu! Inilah 5 Mobil Travel Terbaik di 2025
Kadar kolesterol wanita sering meningkat saat mereka memasuki masa menopause. Sebelum menopause, estrogen dianggap melindungi terhadap penyakit jantung, dan kadar estrogen yang lebih rendah pascamenopause mungkin berkontribusi terhadap peningkatan ini.
Studi tahun 2019 menemukan bahwa terapi penggantian hormon dapat mengurangi kadar kolesterol dan risiko pembekuan darah pada wanita pascamenopause. Namun, studi lain tahun 2019 tidak menemukan hubungan langsung antara kolesterol dan kadar estrogen total pada wanita pascamenopause.
Kadar kolesterol perempuan sebelum menopause, selama kehamilan, dan setelah menopause dipengaruhi oleh estrogen, yang memainkan peran penting dalam regulasi kolesterol sepanjang hidup perempuan. Memahami pola-pola ini dapat membantu perempuan menjaga kesehatan jantung dan kolesterol mereka dengan lebih baik.
2. Faktor risiko terkait kondisi kesehatan
Risiko mengalami kadar kolesterol tidak sehat yang lebih tinggi terkait dengan kondisi medis tertentu, termasuk:
- Penyakit ginjal kronis.
- Diabetes.
- Penyakit tiroid (hormon tiroid tinggi atau rendah).
- Lupus.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- HIV.
Beberapa kondisi, seperti PCOS, hanya terjadi pada perempuan, sementara yang lain lebih umum pada perempuan, seperti lupus dan penyakit tiroid.
3. Kadar kolesterol normal untuk perempuan
Dalam tes kolesterol, nilai total kolesterol, HDL, dan LDL diukur dalam miligram per desiliter (dL) darah.
Kolesterol total
- Kadar ideal: Kurang dari 200 mg/dL.
- Batas tinggi: 200–239 mg/dL.
- Tinggi: 240 mg/dL atau lebih.
HDL
- Kadar kolesterol HDL harus lebih tinggi untuk membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
- Untuk perlindungan terhadap penyakit jantung, seseorang harus memiliki kadar HDL 60 mg/dL atau lebih. Orang dengan kadar HDL lebih rendah dari 40 mg/dL memiliki faktor risiko besar untuk penyakit jantung.
LDL
- Kadar LDL harus tetap rendah.
4. Gejala kolesterol tinggi pada perempuan
Mayoritas orang dengan kolesterol tinggi tidak menunjukkan gejala apa pun, menunjukkan bahwa mereka mengalami masalah lain dalam tubuh mereka. Kadar kolesterol jahat yang tinggi dan kadar kolesterol baik yang rendah meningkatkan risiko kondisi berikut, yang jika parah dapat menyebabkan gejala:
- Tekanan darah tinggi: Banyak orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala apa pun. Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan pusing, nyeri dada, sakit kepala, mual, muntah, penglihatan kabur, kecemasan, dan kesulitan bernapas. Tekanan darah tinggi juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
- Diabetes tipe 2: Gejalanya mungkin termasuk rasa haus yang meningkat, rasa lapar yang meningkat, sering buang air kecil, mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki, kelelahan, penglihatan kabur, luka atau bisul yang tidak kunjung sembuh, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Penyakit arteri perifer (penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah di tungkai bawah): Gejalanya dapat meliputi nyeri di kaki saat beraktivitas fisik, yang membaik dengan istirahat, kulit halus dan berkilau, rambut rontok, lemas, borok kaki, dan jari kaki dingin atau mati rasa.
- Stroke: Tanda dan gejala stroke dapat meliputi senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba; gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba; bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung; kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh; rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba; sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya; gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar, sempoyongan). Stroke merupakan keadaan darurat medis dan kamu harus segera mencari perawatan medis.
5. Apakah kolesterol tinggi menyebabkan rasa sakit?
Kadar kolesterol tinggi biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, tergantung pada tempat kolesterol menumpuk dan membentuk plak di pembuluh darah, nyeri dapat muncul di berbagai area tubuh.
- Plak di arteri koroner yang memasok darah ke jantung dapat menyebabkan angina (nyeri dada).
- Timbunan lemak di arteri yang memasok darah ke otak dapat menyebabkan sakit kepala yang tiba-tiba dan parah.
- Terlalu banyak kolesterol di arteri lengan dan kaki dapat menyebabkan nyeri anggota badan.
6. Seberapa sering perempuan perlu cek kolesterol?
Pedoman umum untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol bervariasi menurut usia, tetapi disarankan bahwa individu melakukan pemeriksaan kadar kolesterol mereka pada jadwal berikut:
- 19 tahun atau lebih muda: Satu kali setiap lima tahun, mulai usia 9–11 tahun.
- 20–54 tahun: Setiap lima tahun.
- 55–65 tahun: Setiap 1–2 tahun.
- Di atas 65 tahun: Setiap tahun.
Faktor risiko tambahan, seperti riwayat penyakit kolesterol dalam keluarga, dapat memengaruhi seberapa sering Anda harus menjalani pemeriksaan kolesterol. Bicarakan dengan dokter tentang jadwal pemeriksaan kolesterol Anda.
Perempuan, seperti halnya laki-laki, memiliki kolesterol tinggi yang biasanya tidak menimbulkan gejala hingga menyebabkan masalah kesehatan serius seperti serangan jantung atau stroke.
Untuk mengidentifikasi potensi risiko:
- Lakukan tes: Periksa kadar kolesterol secara berkala berdasarkan usia dan riwayat keluarga.
- Lakukan perubahan gaya hidup: Terapkan kebiasaan sehat untuk menjaga kadar kolesterol normal, seperti mengonsumsi makanan seimbang, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok.
- Minum obat jika diperlukan: Jika diresepkan oleh dokter, minum obat penurun kolesterol sesuai petunjuk.
Jika Anda ingin menghindari masalah kesehatan dalam jangka panjang, Anda harus secara proaktif mengelola kolesterol Anda.