Lawang Sanga Butuh Pemugaran – Video

Lawang Sanga Butuh Pemugaran
0 Komentar

Kondisi Lawang Sanga, yang dulu pernah menjadi salah satu pintu masuk Keraton Kasepuhan dari Sungai Kriyan, membutuhkan perhatian, seperti pemugaran pintunya yang sempat terbawa arus banjir Januari lalu, kayu penyangga bangunan yang terakhir kali dipugar pada tahun 70-an, hingga dindingnya yang banyak terkelupas akibat cuaca.

Namun, kini Lawang Sanga hanya dipelihara oleh salah satu warga yang prihatin dengan kondisi cagar budaya tersebut.

Lawang Sanga merupakan salah satu tempat bersejarah di Kota Cirebon yang menjadi tempat berlabuhnya perahu sekaligus pintu masuk bagi para utusan dari kerajaan-kerajaan di Nusantara yang datang melalui Sungai Kriyan. Kondisinya sekarang membutuhkan beberapa perawatan di beberapa bagian, terutama pada bagian pintu besar di tengahnya yang sempat terbawa arus banjir pada akhir Januari lalu.

Baca Juga:Atap Rumah Warga Ambruk Akibat Hujan Angin Kencang – VideoMasyarakat Desak Kuwu Jungjang Wetan Dipecat – Video

Terkait dengan perawatan situs bersejarah tersebut, karena juru kunci asli dari Lawang Sanga, Suwari, sudah sangat sepuh, kini perawatannya diamanatkan kepada Gina Anggraini dan suaminya yang tinggal tidak jauh dari situs tersebut. Ia juga yang memasang instalasi lampu, membersihkan sekitar Lawang Sanga pasca-banjir, dan membantu memasang kembali pintu Lawang Sanga.

Diceritakan bahwa pada saat banjir lalu, Pangeran Nusantara sempat mengunjungi Lawang Sanga sebelum banjir terjadi. Pasca-banjir, salah seorang abdi Keraton Kasepuhan juga memantau keadaan Lawang Sanga. Terkait kondisinya, beberapa bagian memerlukan pemugaran kembali, seperti lapisan temboknya yang mulai terkelupas hingga kayu-kayu penyokongnya yang rapuh dimakan rayap serta cuaca.

Untuk menggiatkan kembali keberadaan Lawang Sanga bagi warga sekitarnya, mulai sering dilakukan tawasulan bersama dengan Pangeran Nusantara dari Keraton Kasepuhan, bersama budayawan Mustaqim Asteja, setiap dua minggu sekali. Kegiatan ini baru diadakan pada pertengahan Januari kemarin. Tidak jauh dari Lawang Sanga, juga terdapat reruntuhan gapura yang sempat ditemukan terkubur di bawah tanah. Hingga sekarang, reruntuhan tersebut belum dapat ditelusuri lebih dalam karena kendala izin dari juru kunci serta biaya yang masih bergantung pada swadaya masyarakat.

0 Komentar