Kota Cirebon memiliki Pasar Seni yang terletak di belakang shelter pedagang di kompleks Gua Sunyaragi, yang kini menyisakan sebuah kios souvenir dan peralatan tari. Pemiliknya, Dian, berusaha mempertahankan eksistensi Pasar Seni dengan mengadakan sanggar tari hingga diskusi seni, meski sudah ditinggal hampir semua pelaku seninya.
Jadi salah satu pedagang yang masih setia bertahan dan mengisi kegiatan di Pasar Seni Kota Cirebon, Yoni, pedagang distro Topeng Cirebon yang terletak di samping shelter pedagang Gua Sunyaragi. Pasar Seni, yang awalnya berdiri sejak 2008, sempat diisi belasan pedagang dan pelaku seni, hingga akhirnya hanya menyisakan toko yang dimilikinya, sementara lainnya pindah hingga beralih profesi.
Hampir setiap hari ia berusaha memeriahkan Pasar Seni dengan kegiatan seperti sanggar tari tradisi yang dibantu rekannya Kardiman dari Sanggar Banjar Wangunan, yang mengajar siswi menari, pelatihan teater, film, hingga diskusi seni setiap malam Minggu. Beberapa sekolah di Kota Cirebon juga kerap melakukan kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila di tempatnya, seperti belajar menari tradisi dan juga seni rupa melukis topeng, membatik, melukis kaca.
Baca Juga:Polsek Pangenan Berbagi Pada Anak Yatim – VideoPeningkatan Jalan Lingkungan Prioritas Desa Gebang Mekar – Video
Dalam distro topengnya, ia menjual souvenir berbentuk topeng khas Cirebon yang harganya mulai dari 3.000, hingga menyediakan properti tari, seperti topeng yang harganya mulai dari 75 ribu dengan bahan fiber hingga 350 ribu untuk topeng kayu. Sementara untuk latihan menari tradisi, setiap anak dikenakan biaya 30 ribu untuk 8 kali pertemuan dalam sebulan.
Dian berharap, pemerintah kota dapat kembali memperhatikan keberadaan Pasar Seni yang merupakan wadah seniman berkarya, mencari penghidupan, hingga tempat mewariskan budaya bagi para muda-mudi di Kota Cirebon. Pembangunan yang dibarengi dengan strategi pemasaran yang tepat dapat memaksimalkan keberadaan objek budaya seperti Pasar Seni.