Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin di Majalengka, yang telah berdiri lebih dari dua abad, menjadi tempat ibadah umat Tionghoa, Taoisme, dan Buddha, sehingga dikenal sebagai Kelenteng Tridharma. Meskipun beberapa kali direnovasi, bentuk asli kelenteng ini tetap terjaga, dan kelenteng ini dipercaya membawa keberkahan. Oleh karena itu, banyak warga dari berbagai daerah yang mengunjunginya.
Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin yang megah terletak di Jalan Raya KH Abdul Halim, Majalengka, menjadi saksi sejarah selama lebih dari dua abad. Sebagai kelenteng tertua di Majalengka, tempat ini tidak hanya menjadi pusat ibadah umat Tionghoa, tetapi juga bagi pengikut Taoisme dan Buddha.
Ketua Yayasan Galur Rumpaka Majalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana alias Kang Naro, menjelaskan bahwa kelenteng ini telah mengalami beberapa kali revitalisasi, yaitu pada tahun 1860-an, awal 1900-an, dan terakhir pada tahun 1923. Meski begitu, bentuk asli bangunannya tetap dipertahankan, kecuali bagian pagar yang disesuaikan dengan kondisi jalan. Hal ini membuat Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin berbeda dari kelenteng lainnya.
Baca Juga:Ribuan Warga Hadiri Senam Ala Dahlan Iskan di The Emeralda Resort PadalarangSampah di TPS Gebang Kulon Menggunung Setinggi 2 Meter – Video
Menurut Kang Naro, kelenteng ini dibangun karena banyaknya pendatang Tionghoa di Majalengka pada masa lalu. Sebagian besar pendatang tersebut berasal dari Cirebon dan Cina, yang mulai datang sejak tahun 1750, dengan gelombang migrasi berikutnya terjadi pada tahun 1800-an dan awal 1900-an.
Selain menjadi tempat ibadah bagi umat Tionghoa lokal, Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin juga sering dikunjungi oleh warga dari luar daerah. Kelenteng ini dipercaya membawa keberkahan, sehingga menjadi salah satu tempat ibadah yang cukup dikenal di Majalengka.