Melihat Peluang Usaha Kuliner Di Lawanggada – Video

Melihat Peluang Usaha Kuliner Di Lawanggada
0 Komentar

Peluang usaha dapat ditemukan bahkan di sekitar tempat tinggal, seperti yang dilakukan oleh Marta Wijaya. Sebelumnya bekerja di bidang finansial, Marta memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang pengusaha kuliner yang sudah berjalan lebih dari 7 tahun. Nasi Langgi dan Nasi Kuning dipilihnya sebagai jenis usaha, karena melihat peluang di sekitar Jalan Lawanggada yang masih terbuka untuk berjualan sarapan bagi warga Kota Cirebon.

Jalan Lawanggada, selain menjadi tempat menarik untuk berburu kuliner sore dan malam hari, juga menyajikan berbagai menu sarapan khas yang dapat Anda pilih. Salah satunya adalah Nasi Langgi dan Nasi Kuning yang dijual oleh Marta Raharja sejak 2017, dan masih menjadi favorit bagi beberapa warga Cirebon. Anda bisa menemui penjualannya setiap Selasa hingga Sabtu pada pukul 6 hingga 10 pagi.

Marta memilih untuk berjualan Nasi Kuning yang dipadukan dengan Nasi Langgi sebagai diferensiasi dengan pedagang lain yang umumnya menjual Nasi Uduk. Nasi Langgi yang dijualnya dilengkapi dengan beberapa menu pelengkap, seperti telur iris, perkedel, sambal goreng kentang, semur daging, dan abon ebi sebagai ciri khasnya. Sedangkan Nasi Kuning disajikan dengan isian yang hampir serupa, namun dengan tambahan abon sapi sebagai pengganti abon ebi.

Baca Juga:Masyarakat Keluhkan Jalan Sindanglaut Pabuaran Rusak – VideoDisway National Network Audiensi Dengan Kapolri – Video

Selain Nasi Kuning dan Nasi Langgi, pada hari-hari tertentu seperti Selasa, Kamis, dan Sabtu, Marta juga menyediakan menu Nasi Campur sebagai variasi dagangannya, yang dibanderol mulai dari harga 10 ribu hingga 25 ribu rupiah.

Meski usahanya di Lawanggada masih lebih muda dibandingkan beberapa pedagang lain, keputusan Marta untuk beralih menjadi wirausaha dari sebelumnya bekerja di bidang finansial lebih banyak dipengaruhi oleh faktor usia, yang kini menginjak 57 tahun.

Pemilihan lokasi berjualan di sekitar Lawanggada juga didorong oleh pengamatan Marta terhadap pasar, di mana banyak pedagang yang berjualan di sore hingga malam hari, sementara sedikit pedagang yang membuka usaha di pagi hari. Hal inilah yang menjadi celah dan akhirnya memutuskan untuk membuka usaha kuliner ini. Setiap harinya, ia membawa sekitar 2 kilogram Nasi Kuning dan 2 kilogram Nasi Langgi untuk dijual.

0 Komentar