Jeruk Santang, yang menjadi primadona menjelang Imlek, mulai menjamur di sejumlah pasar Kota Cirebon, Jumat siang. Buah Jeruk Santang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran di sepanjang tahun. Meski semakin sering ditemui pedagang yang menjajakan Jeruk Santang, terutama di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Kanoman, penjualannya cenderung menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menjelang perayaan Imlek, pedagang buah yang menjajakan Jeruk Santang, yang jadi salah satu sajian khas yang selalu tersaji di rumah-rumah hingga di klenteng untuk pelengkap sesajian kepada leluhur, mulai menjamur, Jumat siang. Seperti di Pasar Kanoman, yang jadi salah satu tujuan warga mencari buah yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran sepanjang tahun tersebut.
Harga di salah satu kios buah di Pasar Kanoman untuk buah Jeruk Santang mencapai 40 ribu per kilo, dan harga tersebut bisa terus naik mendekati Imlek pada Rabu mendatang. Sayangnya, meski jadi salah satu primadona menjelang Imlek, permintaan Jeruk Santang cenderung menurun dibanding tahun 2024 lalu. Penjualan buah dirasakan meningkat hanya pada momen tertentu seperti Lebaran dan puasa lalu.
Baca Juga:Pemerintah Kab. Cirebon Melaunching Aplikasi Baridin – VideoJalan Amblas Tergerus Aliran Sungai Agung – Video
Pedagang buah, Nia, menuturkan, mulai menjual buah Jeruk Santang sejak Rabu kemarin, dan karena tidak tahan lama, ia selalu menyetok kurang dari 50 kg dalam sehari. Selain Jeruk Santang yang biasa dijadikan sajian khas di saat Imlek, pembelinya juga kerap mencari buah pir hijau, apel, dan Jeruk Medan sebagai pelengkap persembahyangan.
Warga Tionghoa biasanya mencari Jeruk Santang sebelum Imlek untuk disajikan hingga dibagi-bagikan saat Imlek nanti. Permintaan Jeruk Santang biasanya dapat meningkat di H-1 Imlek, dan di hari-H akan semakin menurun. Hingga penjual akan menurunkan kembali dagangan Jeruk Santang saat H+1 Imlek, karena peminat di hari normalnya tidak sebanyak dibandingkan Jeruk jenis lainnya.