Meski memiliki keterbatasan keahlian dan hanya lulusan SMP, Roni yang belasan tahun berprofesi sebagai nelayan beralih profesi karena semakin sulit mendapatkan tangkapan akibat bersaing dengan kapal-kapal besar. Kini, ia bekerja serabutan sebagai kuli bangunan dan mengemudikan motor odong-odong, yang saat ini menjadi tumpuan hidup keluarganya di tengah tuntutan ekonomi yang semakin menghimpit.
Pemukiman di sekitar Muara Sukalila dan Samadikun menjadi rute perjalanan Roni mengemudikan motor odong-odong yang dibelinya dari sesama rekan seprofesinya di Kabupaten Cirebon pada suatu Senin siang. Pilihan profesi sebagai penarik odong-odong sudah dilakoninya sejak tiga tahun lalu, akibat dari sepinya hasil tangkapan nelayan yang sebelumnya ia geluti selama belasan tahun.
Motor odong-odong yang digunakannya dibeli dengan harga Rp7 juta dalam kondisi bekas dari rekan seprofesinya. Kendaraan ini dapat menampung sekitar 10 anak dalam sekali perjalanan. Rute yang biasa ditempuhnya dimulai dari sekitar Kampung Muara Sukalila hingga Kampung Samadikun. Ia juga menyadari bahwa kendaraan yang digunakannya tidak diperkenankan berjalan di jalan utama kota.
Baca Juga:Pondasi Jembatan Cipager Rusak Dan Membahayakan Keselamatan – VideoKoramil 0620-02 Tengah Tani Kerjabakti Bersihkan Lingkungan – Video
Kehadiran odong-odongnya di sekitar Kampung Samadikun dan Muara Sukalila menjadi hiburan alternatif yang terjangkau bagi anak-anak, terutama dari keluarga kurang mampu di sekitarnya. Dengan memasang tarif Rp2.000 per anak, odong-odongnya biasanya ramai, terutama pada sore hari. Hujan dan kendala mesin motor sering menjadi tantangannya selama menjalani profesi ini.
Demi menghidupi istri dan anaknya yang masih dalam usia sekolah, Roni mengambil keputusan untuk berhenti sebagai nelayan yang telah dilakoninya sejak remaja. Ia memutuskan beralih menjadi penarik odong-odong dan kuli bangunan, meski penghasilannya saat ini hanya sedikit lebih baik dibandingkan sebelumnya. Semangat menafkahi keluarganya menjadi salah satu pemicu baginya untuk terus bekerja, meski harus serabutan di tengah tekanan ekonomi serta keterbatasan keahliannya yang hanya lulusan SMP.