RADARCIREBON.TV- Banyak orang di Indonesia menyukai jengkol karena aromanya yang kuat dan biasanya menjadi pendamping nasi.
Jengkol mengandung vitamin C, vitamin A, kalsium, dan fosfor. Mereka juga memberi serat yang baik untuk saluran pencernaan, tiamin untuk mengubah makanan menjadi energi, dan zat besi untuk membuat protein hemoglobin.
Namun, ada spekulasi bahwa jengkol dapat meningkatkan kolesterol. Apakah pendapat ini benar?
Baca Juga:Ternyata Ini Faktor yang Bantu Anak Sukses dan Bahagia, Bunda Wajib Tau!Kinerja Positif KAI Daop 3 Cirebon Layani Lebih dari 3,8 Juta Penumpang Sepanjang 2024
Johanes Casay Chandrawinata, seorang dokter spesialis gizi klinis di RSIA Bandung, mengatakan bahwa belum ada penelitian khusus yang menunjukkan bahwa jengkol dapat meningkatkan tingkat kolesterol jahat.
Fakta bahwa jengkol mengandung banyak serat yang hampir sama dengan serat sayuran membuat orang sering buang air besar setelah memakannya.
Johanes Casay Chandrawinata mengatakan, “Tidak ada penelitian yang menyebut jengkol menyebabkan kolesterol tinggi. Justru, seratnya yang baik di buah ini.”
Menurut Johanes, gagasan bahwa jengkol dapat meningkatkan kolesterol berasal dari cara makanan itu dimasak. Misalnya, menu semur jengkol mungkin mengandung kolesterol lebih tinggi karena santan yang digunakan sebagai bumbu utama.
Ketahuilah bahwa jengkol mengandung asam jengkolat, yang jika dikonsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan masalah lambung.
Akhir kata, dia menyatakan bahwa bahaya jengkol bukan kolesterol, tetapi asam jengkolat yang menyebabkan sakit kencing.