RADARCIREBON.TV- Keguguran adalah salah satu masalah yang dapat terjadi selama kehamilan.
Hilangnya kehamilan sebelum usia kandungan mencapai dua puluh minggu disebut keguguran. Ini terjadi paling sering pada trimester pertama, dan sekitar sepuluh hingga lima belas persen dari semua kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran.
Dalam kebanyakan kasus, kemungkinan mengalami keguguran berkurang seiring dengan usia kehamilan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan keguguran, beberapa di antaranya tidak dapat dicegah.
Baca Juga:Unduh Sekarang! Inilah Link Resmi Senam Anak Indonesia Hebat 2025 yang Sedang ViralOrang Tua Harus Tahu! Ini Dia Manfaat dari Senam Anak Indonesia Hebat untuk Si Kecil
Usia ibu dan usia kandungan menentukan risiko keguguran. Penjelasan lebih lanjut dapat ditemukan di bawah ini.
1. Usia kandungan menentukan tingkat keguguran
Risiko terkena keguguran berkurang seiring bertambahnya usia kehamilan. Rata-rata, tingkat keguguran turun seiring bertambahnya usia kehamilan:
- Usia kehamilan 0–4 minggu: 25 persen.
- Usia kehamilan 4–8 minggu: 5 persen.
- Usia kehamilan 8–12 minggu: kurang dari 2 persen.
Risiko mengalami keguguran berkurang secara signifikan setelah trimester pertama:
- Pada usia kehamilan 13–20 minggu: risikonya sekitar 2–3 persen.
- Setelah 20 minggu: kehilangan kehamilan disebut sebagai lahir mati (stillbirth), dengan risiko sekitar 0,5 persen.
Pada USG awal, yang biasanya dilakukan pada usia kehamilan 7–8 minggu, dokter dapat menemukan detak jantung janin yang sehat, yang menandakan kehamilan yang sehat dan risiko keguguran yang lebih rendah. Namun, meskipun detak jantung terlihat, keguguran masih dapat terjadi.
2. Tingkat keguguran berdasarkan usia ibu
Risiko keguguran meningkat seiring bertambahnya usia ibu. Kelainan kromosom pada janin adalah penyebab paling umum keguguran, yang lebih sering terjadi pada ibu hamil yang lebih tua.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ pada tahun 2019 terhadap lebih dari 400.000 kehamilan di Norwegia menunjukkan tingkat keguguran yang paling umum berdasarkan usia ibu:
- Di bawah 20 tahun: 15,8 persen.
- 25–29 tahun: 9,8 persen.
- 30–35 tahun: 11–14 persen.
- 36–40 tahun: 17–25 persen.
- 40–44 tahun: 30–45 persen.
- 45 tahun: 53,6 persen.
3. Faktor risiko keguguran
Keguguran paling sering disebabkan oleh kelainan kromosom, yang bertanggung jawab atas lebih dari 50 persen kasus keguguran.
Baca Juga:Nyaman dan Lapang: Inilah 5 Pilihan Mobil Berdesain Kotak dengan Kapasitas Penumpang yang LuasRilis DJI Mic Mini: Mikrofon Berukuran Kecil dengan Performa Optimal Cocok untuk Vlogger dan Pembuatan Konten
Kelainan kromosom dapat terjadi pada sel telur atau sperma, atau dapat terjadi selama perkembangan.
Selain itu, faktor-faktor berikut dapat meningkatkan kemungkinan terkena keguguran:
- Riwayat dua atau lebih keguguran sebelumnya.
- Hamil saat usia lebih dari 35 tahun.
- Merokok.
- Konsumsi alkohol.
- Penyalahgunaan obat-obatan.
- Paparan bahan kimia berbahaya.
- Gangguan autoimun seperti lupus.
- Obesitas.
- Masalah hormon seperti sindrom ovarium polikistik.
- Diabetes yang sudah ada sebelumnya.
- Masalah tiroid.
- Konsumsi kafein berlebihan.
- Penyakit jantung bawaan.
- Penyakit ginjal parah.
- Malnutrisi berat.
- Paparan radiasi.
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti isotretinoin.
4. Gejala dan tanda keguguran
Perdarahan adalah tanda awal keguguran yang paling umum. Namun, tidak semua perdarahan disebabkan oleh keguguran. Perdarahan yang berat, menjadi lebih parah seiring waktu, atau disertai dengan kram yang intens lebih mungkin merupakan tanda keguguran.
Gejala keguguran lainnya, meliputi:
- Berkurangnya gejala kehamilan secara tiba-tiba dan signifikan.
- Penurunan gerakan janin.
- Kram yang hebat.
- Keluarnya gumpalan darah.
5. Pencegahan
Sebagian besar keguguran terjadi karena kelainan genetik atau masalah kesehatan yang tidak dapat dikendalikan. Namun, menjaga kesehatan Anda sebelum dan selama kehamilan dapat membantu.
Dengan mengikuti saran ini, Anda dapat menjaga kesehatan Anda selama kehamilan:
- Konsumsi makanan seimbang.
- Berolahraga secara teratur.
- Hindari alkohol, obat-obatan rekreasi, dan rokok.
- Batasi konsumsi kafein maksimal 200 mg per hari.
- Lakukan pemeriksaan prenatal secara teratur.
Secara umum, kemungkinan keguguran adalah sekitar 20% pada 4 minggu pertama kehamilan dan terus menurun seiring bertambahnya usia kehamilan. Sebaliknya, kemungkinan keguguran paling rendah terjadi pada ibu yang berusia 25 hingga 29 tahun. Seiring bertambahnya usia ibu, risiko keguguran meningkat. Meskipun demikian, dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko, kemungkinan terkena keguguran dapat dikurangi.