Dulhadi, seorang honorer yang mengabdi di SMPN 1 Gunungjati, Kabupaten Cirebon, menangis saat diwawancarai oleh awak media saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Cirebon. Dulhadi meratapi nasibnya yang selama puluhan tahun mengabdi namun belum ada kejelasan mengenai status kepegawaiannya.
Di usia lebih dari lima puluh tahun, Dulhadi bahkan telah menyelesaikan pendidikan S1 agar bisa lolos dari status honorer dan diangkat menjadi P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Namun, meskipun telah mengabdi di SMPN 1 Gunungjati, Dulhadi malah harus menghadapi kondisi yang memprihatinkan, terutama dalam hal perekonomian keluarga.
Dalam aksi demo yang dilakukan oleh honorer R3 dan R2 di depan Kantor DPRD Kabupaten Cirebon, Dulhadi berharap agar ada respons positif dari pemerintah untuk memperbaiki nasib para pegawai honorer.
Baca Juga:Monitoring Layanan Calon Pekerja Migran Di Kantor Disnaker – VideoDian Tuti Targetkan Penyehatan APBD – Video
Dulhadi sendiri telah mengabdi selama 24 tahun sebagai honorer, namun hingga kini statusnya masih belum jelas. Pada saat masih menjadi staf TU, Dulhadi hanya menerima honor sebesar 700 ribu rupiah per bulan. Kini, setelah dipindahkan menjadi pengajar atau guru, ia menerima honor sebesar satu juta tiga ratus ribu rupiah per bulan.
Seperti Dulhadi, banyak pegawai honorer lainnya yang juga berharap agar status mereka yang saat ini paruh waktu dapat berubah menjadi penuh waktu, dengan kejelasan status kepegawaian yang lebih baik.