Sejumlah buruh mengawal proses rapat pleno Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2025 di Kabupaten Majalengka, Kamis sore. Pengawalan rapat pleno yang berlangsung di Gedung Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) Majalengka itu diwarnai bentrokan antarmassa buruh.
Aksi buruh dalam mengawal kenaikan UMK di Kabupaten Majalengka berlangsung ricuh, Kamis sore. Namun, kericuhan itu terjadi bukan karena bentrokan dengan petugas, melainkan terjadi antar sesama buruh.
Selain aksi saling serang, adu jotos antar sesama buruh pun semakin memanas cukup lama. Bahkan, salah satu demonstran mengalami luka di bagian pelipis mata.
Baca Juga:Tarif Glamping Di Kawasan Ipukan Palutungan Kuningan – VideoDLH Dorong Kemandirian Desa Mengelola Sampah – Video
Salah satu demonstran, Riki Sulaiman, mengungkapkan gesekan yang terjadi disinyalir karena adanya kesalahpahaman alias miskomunikasi antar federasi. Meski begitu, pihaknya mengaku belum begitu mengetahui pasti persoalannya seperti apa dan enggan untuk berspekulasi lebih jauh.
Sementara itu, aksi ini berlangsung di kawasan Sentra Industri Kecil Menengah (SIKIM) Cikasarung, tempat digelarnya rapat Dewan Pengupahan. Massa menuntut penetapan UMK 2024 mengacu kepada Permenaker Nomor 16 Tahun 2024 dengan upah ideal di angka Rp3,4 juta, sesuai dengan survei yang pernah dilakukan oleh Dewan Pengupahan.