Pasca ambruknya dua ruang kelas SMPN Satu Talun, petugas Satreskrim Polresta Cirebon melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Selasa siang. Petugas memeriksa kondisi bangunan yang roboh dan menimpa tujuh siswa yang tengah belajar di dalamnya. Dari olah TKP ini, petugas mengamankan puing bangunan untuk proses penyelidikan.
Dengan memasang garis polisi, petugas kepolisian dari Sektor Talun dan Satreskrim Polresta Cirebon melakukan olah tempat kejadian perkara di dua ruang kelas SMPN Satu Talun yang ambruk, Selasa siang. Petugas memeriksa kondisi bangunan, khususnya bagian atap yang roboh dan menimpa tujuh siswa di dalamnya. Dari pemeriksaan ini, petugas mengamankan sejumlah material bangunan untuk dilakukan penyelidikan.
Selain melakukan olah TKP, petugas juga meminta keterangan saksi-saksi yang melihat langsung ambruknya atap dua kelas tersebut. Diketahui, atap bangunan dengan material baja ringan tersebut baru direnovasi pada tahun 2021 lalu. Namun, dugaan sementara, atap tak kuasa menahan beban air setelah diterpa hujan deras beberapa hari terakhir.
Baca Juga:Dinas PUTR Targetkan Serapan Anggaran 96 Persen Di Akhir 2024 – VideoPembangunan Infrastruktur Akan Jadi Prioritas Di Era Imron Jigus – Video
Petugas kepolisian masih akan melakukan serangkaian penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti ambruknya bangunan kelas sembilan dan ruang laboratorium komputer tersebut. Petugas akan mendalami sampel bangunan yang diamankan dari tempat kejadian.
Peristiwa ambruknya bangunan dua kelas SMPN Satu Talun sendiri terjadi pada Selasa pagi. Saat ambruk, tujuh siswa yang terdiri dari empat laki-laki dan tiga perempuan tertimpa puing bangunan yang ambrol. Ketujuh siswa dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi luka di kepala, lengan, dan kaki.