Kondisi Tidur Buruk? Ini Alasan Nyeri Haid Anda Semakin Parah

dok.ist
ilustrasi/ freepik
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Wanita yang mengalami nyeri haid yang parah dapat mempengaruhi suasana hati dan kesejahteraan mental mereka, tetapi sebuah studi baru menemukan bahwa depresi dapat menjadi penyebab nyeri haid yang parah, dan kekurangan tidur dapat memperburuk kondisi tersebut.

Sekitar 15 persen wanita mengalami dismenore, atau nyeri haid yang parah, menurut Medical Daily. Ini biasanya muncul menjelang menstruasi dan hilang dalam beberapa hari.

Dismenore primer adalah nyeri haid yang tidak disertai dengan kondisi medis lainnya. Nyeri jenis ini sering disebabkan oleh tingginya kadar prostaglandin, zat yang mirip dengan hormon yang meningkatkan kontraksi rahim.

Baca Juga:Pengguna iPhone Waspada! WhatsApp Akan Menghentikan Layanannya Pada Mei 2025Innisfree Tinggalkan Indonesia! Gerai Offline Ditutup, Ini Alasannya!

Sementara itu, dismenore sekunder adalah akibat dari kondisi medis seperti fibroid rahim atau endometriosis.

Setelah mempelajari sekitar 600 ribu kasus di Eropa dan 8.000 kasus di Asia Timur, para peneliti menemukan dalam studi terbaru yang diterbitkan di Briefings in Bioinformatics bahwa depresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dismenore primer.

Studi ini menunjukkan bahwa kedua kelompok saling bergantung, dan para peneliti menemukan gen dan protein penting yang terlibat dalam interaksi ini.

Penulis utama studi, Shuhe Liu dari Xi’an Jiaotong-Liverpool University, Tiongkok, menyatakan, “Temuan kami memberikan bukti awal bahwa depresi mungkin menjadi penyebab, bukan akibat, dari dismenore, karena kami tidak menemukan bukti bahwa nyeri haid meningkatkan risiko depresi.”

Fakta lain yang menarik adalah bahwa gangguan tidur, yang sering dialami oleh penderita depresi, berperan penting dalam hubungan antara depresi dan dismenore.

Menurut Liu, “Kami menemukan bahwa gangguan tidur yang meningkat dapat memperburuk nyeri haid. Oleh karena itu, mengatasi masalah tidur mungkin menjadi kunci dalam menangani kedua kondisi ini.”

Untuk memahami sepenuhnya hubungan antara depresi dan nyeri haid, penelitian dan eksperimen biologis lebih lanjut diperlukan.

Baca Juga:Waspada! 9 Jenis Ikan Ini Ternyata Mengandung Merkuri Tinggi!Bisa Bikin Sakit! Ternyata Ini Jumlah Gula dan Garam yang Boleh Dikonsumsi!

Hasil baru menunjukkan bahwa para peneliti perlu menyediakan lebih banyak skrining kesehatan mental bagi penderita dismenore.

Liu menyatakan bahwa ini dapat menghasilkan pilihan perawatan yang lebih personal, pengurangan stigma, dan peningkatan layanan kesehatan bagi mereka yang terdampak.

Kehidupan wanita di seluruh dunia sangat dipengaruhi oleh depresi dan nyeri haid, tetapi hubungan antara keduanya masih kurang dipahami.

Dr. John Moraros, salah satu peneliti utama dari Xi’an Jiaotong-Liverpool University, mengatakan kepada CNN, “Tujuan kami adalah menyelidiki masalah ini secara mendalam, mengungkap hubungan kompleks tersebut, dan menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasinya.”

0 Komentar