Sedikitnya ada 25 ribu ton garam produksi petani di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, yang menumpuk. Hal itu terjadi karena garam produksi tidak laku dijual, ditambah harga jual yang anjlok, membuat para petani mengeluh.
Puncak musim panen garam sudah berakhir sejak sebulan lalu. Meski demikian, saat ini garam milik petani hanya tertahan di gudang-gudang mereka.
Hal tersebut disebabkan garam produksi lokal tidak terserap meskipun harganya sangat rendah, akibat rendahnya serapan dari industri dalam negeri terhadap garam lokal. Berdasarkan data dari petani, hingga akhir November 2024, harga garam terus turun dan kini hanya Rp400 per kilogram.
Baca Juga:Tanah Bengkok Desa Setupatok Diklaim Warga – VideoNelayan Kapal Kecil Keluhkan Hasil Tangkapan – Video
Bahkan, di Desa Rawaurip, yang merupakan salah satu sentra penghasil garam terbesar, saat ini menumpuk sekitar 25 ribu ton garam. Diperkirakan terdapat ratusan ribu ton garam yang menumpuk di seluruh Kabupaten Cirebon.
Sementara itu, pemerintah desa meminta agar pemerintah pusat dapat mengarahkan industri dalam negeri untuk wajib menyerap garam lokal petani di Cirebon. Jika tidak ada campur tangan pemerintah, garam produksi petani lokal dipastikan tidak akan laku terjual.