RADARCIREBON.TV- Korea Selatan, yang dulunya dikenal sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan modernisasi yang luar biasa, kini menghadapi krisis demografis yang serius.
Menurut berbagai laporan, angka kelahiran di negara ini telah anjlok ke tingkat yang sangat rendah, memicu kekhawatiran bahwa Korea Selatan bisa menjadi negara pertama yang akan hilang dari bumi.
Angka kelahiran yang rendah ini dimulai dari kebijakan keluarga berencana pada tahun 1960-an, di mana pemerintah Korea Selatan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi angka kelahiran karena khawatir pertumbuhan populasi dapat melampaui pembangunan ekonomi.
Baca Juga:Uniqlo Terancam Boikot Massal Setelah Pengakuan CEO Soal Kapas XinjiangSmartphone Ini Kalahkan Samsung! Kini Jadi Raja Smartphone di Indonesia dan Asia Tenggara!
Namun, kebijakan ini kini berbalik menjadi bumerang, dengan angka kelahiran yang terus menurun hingga mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Menurut data terbaru, tingkat kesuburan total Korea Selatan, yaitu jumlah kelahiran seorang perempuan sepanjang hidupnya, diperkirakan turun dari 0,78 pada 2022 menjadi 0,65 pada 2025.
Angka ini jauh di bawah 2,1 kelahiran per perempuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi yang stabil tanpa adanya imigrasi.
Jika tren ini terus berlanjut, populasi Korea Selatan diperkirakan akan turun dari 51,75 juta pada 2024 menjadi 36,22 juta pada tahun 2072.
Dalam skenario terburuk, beberapa perkiraan bahkan menyebutkan bahwa negara ini bisa kehilangan hingga 70% populasinya, hanya menyisakan 14 juta orang.
Penurunan populasi ini tidak hanya mengancam stabilitas ekonomi, tetapi juga menciptakan tantangan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Meningkatnya rumah tangga berpenghasilan ganda dan akses yang lebih besar terhadap pendidikan telah memberdayakan perempuan untuk menunda atau sama sekali tidak menikah dan melahirkan.
Baca Juga:Mengejutkan! 90% Kasus HIV-AIDS di Indonesia Menyerang Usia Produktif!TikTok Batasi Remaja Pakai Filter Kecantikan, Apa Alasannya?
Meskipun pemerintah telah berupaya membalikkan penurunan angka kelahiran dengan berbagai insentif keuangan dan inisiatif, hasilnya masih belum memadai.
Dengan populasi yang terus menua dan angka kelahiran yang rendah, Korea Selatan menghadapi bom waktu demografis yang bisa mengancam keberlangsungan negara ini di masa depan.
Jika tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan dan perilaku masyarakat, Korea Selatan bisa menjadi negara pertama yang hilang dari bumi karena krisis demografis ini.