Odading, salah satu jajanan khas Cirebon, memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan dengan bolang-baling yang bertekstur lebih padat. Meski banyak penjual odading di berbagai sudut Kota Cirebon, salah satu penjual di sekitar Lawanggada memiliki keistimewaan. Mereka telah berjualan sejak 1988 dan kini diteruskan oleh anak dan menantunya, yang masih menjaga resep asli yang belum berubah rasanya.
Perbedaan utama terletak pada tekstur adonan. Odading cenderung lebih ringan, berongga, dan terasa lebih ringan saat dimakan, sementara bolang-baling, yang memiliki topping gula wijen, lebih padat dan cenderung lebih nikmat saat masih baru matang. Salah satu penjual odading yang telah berjualan sejak 1988 dapat ditemukan di sekitar Jalan Lawanggada, dan telah diteruskan oleh Supriyatno sejak 2017.
Supriyatno, yang sebelumnya bekerja sebagai office boy di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Cirebon, beralih profesi setelah ibunya mertua yang biasa berjualan odading bersama suaminya meninggal. Kini, dia yang melanjutkan usaha tersebut setelah mertuanya juga meninggal. Selain odading, mereka juga menjual cakue, bolen, donat, dan pisang gula dengan harga mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 5.000 untuk pisang gula.
Baca Juga:Tim Pemenangan ASIH Sukarela Cabut APK, Ajak Warga Jabar Gunakan Hak SuaraDisbudpar Kembangkan Wisata Mundupesisir – Video
Perbedaan lainnya adalah pada adonan odading yang lebih lembut dibandingkan dengan bolang-baling, meskipun keduanya berasal dari bahan dasar yang serupa. Adonan odading yang lembut ini membuatnya lebih tahan lama, sementara bolang-baling lebih nikmat saat disajikan langsung setelah matang. Tiap hari, Supriyatno memerlukan 8 kilo adonan untuk dijual mulai pukul 2 siang hingga 9 malam.
Meskipun pendapatannya tahun ini sedikit berkurang akibat lesunya ekonomi yang juga dirasakan pedagang lain, Supriyatno masih merasa bersyukur bisa meraih laba kotor sekitar Rp 450.000 per harinya.