RI Terancam! Pemanasan Global Sebabkan Kenaikan Air Laut, Pulau-Pulau Bisa Hilang!

dok.ist
ilustrasi/ freepik
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Pemanasan global mengancam wilayah Indonesia. Karena es yang mencair di kutub bumi, fenomena alam yang ditandai dengan kenaikan suhu bumi ini menyebabkan kenaikan muka air laut.

PBB bahkan memberi peringatan khusus kepada Indonesia tentang temuan ini. Menurut State of the Climate in Asia 2023, laporan Badan Meteorologi Dunia (WMO) PBB,

Laporan itu memeriksa bencana yang terjadi pada tahun 2023. Mereka menekankan peningkatan suhu permukaan, pencairan gletser, dan permukaan air laut, yang merupakan indikator utama perubahan iklim.

Baca Juga:Pesan Rahasia dari Mars Terpecahkan! Inilah yang Tersembunyi di Balik Sinyal Alien yang Mengguncang IlmuanHuawei Tantang Dominasi AS! Rencana Kejutkan dengan Produksi Chip AI Massal pada 2025

Akibat dampak iklim dan cuaca, Asia masih dianggap sebagai wilayah dengan masalah alam terbanyak di dunia. Tren pemanasan benua hampir dua kali lipat antara tahun 1961 dan 1990, menunjukkan bahwa benua ini mengalami pemanasan lebih cepat dari rata-rata global.

Melansir dari CNBC Indonesia, Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo mengatakan beberapa waktu lalu, “Kesimpulan dari laporan ini sangat menyadarkan kita.”

Banyak negara di Asia mengalami tahun terpanas yang pernah tercatat pada tahun 2023 karena kekeringan dan gelombang panas serta banjir dan badai, menurut WMO.

Kehidupan masyarakat, ekonomi, dan terutama kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh perubahan frekuensi dan intensitas peristiwa iklim.

Sebagaimana dilaporkan oleh Emergency Events Database, sebanyak 79 bencana yang terkait dengan bahaya hidrometeorologi di Asia dilaporkan pada tahun 2023, dari jumlah tersebut, lebih dari 80% terkait dengan banjir dan badai, yang menyebabkan lebih dari 2.000 korban jiwa dan 9 juta orang terkena dampak langsung.

Panas ekstrem juga menjadi laporan lain. Meskipun ada risiko kesehatan yang meningkat, penduduk Asia beruntung karena tidak ada kematian yang dilaporkan.

Negara-negara yang rentan sekali lagi akan mengalami dampak yang tidak proporsional pada tahun 2023. Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP), Armida Salsiah Alisjahbana, yang membantu menyusun laporan ini, mengatakan, “Sebagai contoh, topan tropis Mocha, topan terkuat di Teluk Benggala dalam satu dekade terakhir, menghantam Bangladesh dan Myanmar.”

Baca Juga:Cabup Nomor Urut 01 Rahmat Hidayat Silaturahmi Ke Pimpinan Ponpes Khas KempekIni Rahasia Mimpi Ong Hok Liong yang Bikin Bentoel Melejit Jadi Raksasa Rokok!

“Peringatan dini dan kesiapsiagaan yang lebih baik telah menyelamatkan ribuan nyawa”, katanya.

Sementara itu, State of the Climate in Asia 2023 juga memuat informasi tentang kenaikan permukaan laut dari Januari 1993 hingga Mei 2023. Laporan tersebut juga menunjukkan kenaikan air laut di wilayah Indonesia.

Tercatat bahwa banyak area menunjukkan tingkat Global Mean Sea Level (GMSL) yang lebih tinggi dari rata-rata global, yaitu 3,4 atau ± 0,33 mm per tahun. Di Indonesia sendiri, area berwarna kuning menunjukkan peringatan.

Sebelum ini, penelitian proyeksi yang dilakukan oleh USAID pada tahun 2016 menunjukkan bahwa air laut akan menenggelamkan 2.000 pulau kecil pada tahun 2050, yang berarti bahwa 42 juta penduduk akan kehilangan tempat tinggal mereka.

0 Komentar