Program penanganan stunting melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang diselenggarakan oleh DKPPP Kota Cirebon telah membagikan 541 paket bantuan pangan berupa ikan laut dan olahan ikan kepada keluarga dengan balita, baduta, dan ibu hamil yang masuk dalam daftar penanganan stunting. Tidak berhenti pada program GEMARIKAN, Pojok Stunting di setiap GPM (Gerakan Pangan Murah) juga akan rutin mengadakan penyuluhan terkait penanganan stunting.
Selama bulan November, program GEMARIKAN oleh DKPPP Kota Cirebon selalu disambut antusias oleh penerimanya, yang terdiri dari keluarga dengan balita, baduta, dan ibu hamil dalam daftar penanganan stunting. Berdasarkan hasil audit DKPPP, masih terdapat 21 kasus yang memerlukan penanganan segera, di luar data 500 paket bantuan yang telah diberikan melalui program ini.
Dari sembilan kelurahan yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting, Kecamatan Kesambi tercatat memiliki tujuh kasus paling banyak yang memerlukan penanganan segera. Kecamatan Lemahwungkuk menjadi lokus terakhir dalam pelaksanaan program GEMARIKAN, setelah Kecamatan Harjamukti dan Kesambi, yang menjadi tiga kecamatan prioritas dalam penanganan stunting.
Baca Juga:Surat Suara Gubernur Dan Wakil Bupati Jabar Masih Kurang – Video31 Titik Lampu PJU Baru Dipasang Di Kec. Kedawung – Video
Kepala DKPPP Kota Cirebon, Elmi Masruroh, menyampaikan bahwa selain melalui GEMARIKAN, pihaknya juga melakukan pendampingan pembuatan kolam bioflok kepada kelompok pembudidaya ikan. Tujuannya adalah membudidayakan ikan yang lebih terjangkau. Nila dan lele masih menjadi benih utama yang diberikan kepada masyarakat, dengan rencana menambahkan udang vaname yang memiliki kandungan protein tidak kalah tinggi dengan ikan air laut.
Namun, terbatasnya anggaran dalam program GEMARIKAN membuat pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada bulan-bulan tertentu. Ke depannya, setiap GPM yang rutin diselenggarakan DKPPP Kota Cirebon akan disertai dengan program Pojok Stunting yang berisi sosialisasi dan edukasi tentang perilaku makan ikan, konsumsi pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman), serta pemberian bantuan pangan berupa ikan yang bersumber dari CSR nelayan dan pengusaha kapal.