Dengan meneruskan resep dan usaha yang diwariskan dari orang tuanya, Yusuf dan saudara-saudaranya berjualan lumpia di sekitar Cirebon. Mereka dapat selamat dari putus kerja yang sempat mereka alami saat pandemi kemarin. Berkah meneruskan usaha orang tuanya tersebut membuatnya kini dapat bertahan berjualan untuk terus membiayai keluarganya.
Salah satu penjual lumpia di Kota Cirebon memiliki ciri khasnya sendiri yang membedakan dari lumpia yang terdapat di Jakarta maupun Semarang. Lumpia ini memiliki isian sayuran tanpa tambahan saus gula merah. Isian tersebut terdiri dari kol, tauge, dan daun bawang. Lumpia disajikan dengan kuah kacang yang pedas manis serta acar yang asam segar, menambah cita rasa khas dari lumpia yang dijualnya.
Usaha tersebut awalnya diturunkan kepada kakak dari Yusuf sejak pandemi kemarin. Kini, Yusuf berjualan lumpia di sekitar Jalan Pasuketan dan ditekuni juga oleh beberapa saudaranya yang berjualan di sekitar Pasar Kanoman, Pekiringan, hingga ada yang berjualan di Plered. Awalnya, mereka hanya mampu menjual 50 buah lumpia. Kini, penjualan bisa mencapai 300 buah lumpia, bahkan lebih banyak lagi saat bulan puasa kemarin.
Baca Juga:Tutup APSI 2024, Konsul RI Tawau Ajak Belajar dari Keberhasilan Timnas Sepakbola JepangKecelakaan Sepeda Motor – Video
Dengan harga Rp10.000 per porsi, Anda dapat menikmati tiga buah lumpia berukuran sedang yang dapat dibawa sebagai oleh-oleh untuk kerabat di rumah. Anda juga dapat menikmatinya langsung dengan disajikan menggunakan daun pincuk. Yusuf dapat meraup keuntungan kotor Rp500.000 per hari, meskipun jumlah tersebut belum dipotong untuk kebutuhan modal hari berikutnya.
Harga bahan pokok seperti tepung dan minyak yang masih fluktuatif kerap memengaruhi penghasilan hariannya. Namun, Yusuf tetap mampu mengatasi hal tersebut dengan terus berusaha mempertahankan resep yang sudah diturunkan oleh orang tuanya.