Miris. Kata itu seolah menggambarkan kondisi dua keluarga kurang mampu di Majalengka yang tinggal di rumah tidak layak huni. Sebagian bangunan rumah mereka berdinding pagar bambu yang sudah keropos, dan atap gentengnya pun sudah ambruk karena rapuh dimakan usia.
Beginilah kondisi rumah milik Apen, nenek tua yang sudah berusia lebih dari tujuh puluh tahun, warga Desa Putridalem, Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. Sebagian bangunan rumah berdinding pagar bambu kini sudah keropos, bahkan atap gentengnya sudah ambruk karena rapuh dimakan usia.
Tak jarang rasa ketakutan selalu menyelimuti nenek yang tinggal bersama satu orang anaknya ini. Terlebih ketika hujan deras, nenek Apen pun terpaksa untuk sementara tinggal menumpang di rumah keluarganya.
Baca Juga:Tutup APSI 2024, Konsul RI Tawau Ajak Belajar dari Keberhasilan Timnas Sepakbola JepangKecelakaan Sepeda Motor – Video
Hal serupa juga dirasakan oleh Nurkaya, seorang ayah yang tinggal bersama istri dan anak di rumah yang kondisinya sama persis dengan rumah nenek Apen. Nurkaya mengaku, penghasilannya sebagai pedagang makanan keliling hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, salah satu warga, Turini, mengaku sangat prihatin dengan kondisi rumah milik nenek Apen dan Nurkaya yang sudah tidak layak huni dan belum mendapat perhatian dari pemerintah. Tak jarang pula warga sekitar bergantian membantu mereka, meskipun hanya untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Sementara itu, warga berharap pemerintah bisa segera memperhatikan kondisi rumah tidak layak huni, khususnya milik dua warga kurang mampu tersebut, dengan memberikan bantuan Rutilahu atau sejenisnya.