Meskipun Kota Cirebon memiliki potensi hasil tangkapan ikan yang melimpah, kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi ikan masih rendah, yang berimbas pada konsumsi olahan ikan yang berada di bawah angka nasional. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara potensi yang dimiliki oleh nelayan dan pola konsumsi masyarakat yang belum maksimal.
Menurut data, Kota Cirebon memiliki 9 kelurahan yang menjadi lokasi prioritas penanganan stunting, salah satunya adalah Kelurahan Argasunya di Kecamatan Harjamukti. Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP), tercatat ada 21 warga yang terdiri dari balita, baduta, dan ibu hamil yang memerlukan perhatian lebih dalam pencegahan stunting. Di antaranya, 5 orang diantaranya berasal dari Kecamatan Harjamukti.
Pemerintah Kota Cirebon, melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan Pojok Stunting, bertujuan untuk meningkatkan angka konsumsi ikan di kota ini, yang masih jauh di bawah angka konsumsi ikan nasional yang mencapai 37,38 kg per kapita per tahun. Potensi hasil tangkapan ikan oleh nelayan dan olahannya masih belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh warga.
Baca Juga:Bertemu Anies Baswedan, Doakan Perjuangan Syaikhu-Ilham Berujung KemenanganKembali Raih Penghargaan, KPID Jawa Barat Dinobatkan sebagai Lembaga Vertikal Informatif
Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kota Cirebon, N.R. Madyawati, mengapresiasi upaya DKPPP dalam menyelenggarakan Pojok Stunting dan program Gemarikan. Ia mendorong masyarakat untuk kembali mengonsumsi ikan dan olahannya, mengingat banyak bahan pangan lain yang mengandung bahan pengawet yang tidak baik untuk kesehatan anak-anak.
Kandungan nutrisi dalam ikan, seperti omega-3, vitamin D, dan mineral lainnya, memiliki peran penting dalam perkembangan otak anak. Dengan rutin mengonsumsi ikan, diharapkan dapat mencegah stunting dan gangguan perkembangan otak pada anak, serta memberikan banyak manfaat lainnya untuk kesehatan pada semua usia.