Adanya rencana perubahan teknis penyaluran pupuk bersubsidi untuk para petani pada musim tanam mendatang disambut baik oleh para petani maupun pemerintah desa. Pasalnya, para petani tidak lagi “menjerit” lantaran memiliki kartu subsidi, namun faktanya di lapangan justru kerap kali kehabisan.
Rencana perubahan teknis penyaluran pupuk bersubsidi untuk para petani pada musim tanam mendatang disambut positif oleh para petani. Selama ini, mereka selalu mengadukan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi meskipun mengantongi kartu anggota tani.
Tentu saja, rencana tersebut dapat mengatasi permasalahan yang kerap dialami para petani. Kuwu Pabedilan Kulon, Casmin, yang sering menerima keluhan petani, menyebutkan bahwa sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi sudah menjadi permasalahan pelik sejak lama bagi para petani.
Baca Juga:RUPS Kementerian BUMN Putuskan Pergantian Direksi dan Komisaris PertaminaRelawan SBS Terus Galang Dukungan Untuk Paslon Beriman – Video
Selain itu, mahalnya harga pupuk membuat para petani kelimpungan ketika musim tanam tiba, karena biaya tanam dan pertumbuhan padi menjadi membengkak. Belum lagi ketika panen, harga gabah anjlok. Adanya perubahan teknis penyaluran pupuk bersubsidi untuk masa tanam tahun ini, penerima manfaat hanya cukup menggunakan KTP elektronik sebagai bukti warga desa setempat. Hal ini menjadi angin segar bagi para petani yang diharapkan pada musim tanam tahun ini tidak lagi tersiksa dengan masalah pupuk.
Sementara itu, nantinya proses penyaluran pupuk bersubsidi dari distributor atau kios yang ditunjuk ke para petani akan dikawal oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga akan ada kepastian bahwa pupuk bersubsidi akan tepat sasaran.