Lesunya geliat perekonomian di pasar tidak hanya berdampak pada pedagang di dalamnya, tetapi juga pada beberapa jasa yang masih bergantung pada aktivitas bongkar muat yang sudah menurun tersebut. Salah satunya adalah kuli panggul yang masih dapat kita temui di Pasar Jagasatru, merasakan tahun ini penghasilannya dirasa sangat berbeda dibandingkan sebelum pandemi.
Semakin jarang ditemukan, kuli panggul hilir mudik di pasar-pasar tradisional di Kota Cirebon. Salah satu yang masih banyak ditemukan berada di Pasar Jagasatru, karena masih menjadi salah satu pasar induk sayuran yang paling dicari tidak hanya oleh warga Kota Cirebon, tetapi juga hingga ke Kabupaten.
Dampak dari tidak bergairahnya ekonomi di pasar mau tidak mau berdampak juga pada penghasilan para kuli panggul. Sebelumnya, mereka dapat memangkul dari bongkar muat truk pengangkut sayur sebanyak lima kali, kini berkurang menjadi tiga kali dalam sehari. Dengan rata-rata sekali angkut, kuli panggul dapat dibayar Rp3.000 hingga Rp5.000 tergantung dari berat angkutan, yang bahkan dapat mencapai 75 kilogram.
Baca Juga:RUPS Kementerian BUMN Putuskan Pergantian Direksi dan Komisaris PertaminaRelawan SBS Terus Galang Dukungan Untuk Paslon Beriman – Video
Kuli panggul, Rastia, menuturkan bahwa karena penghasilan sebagai kuli panggul terbilang sedikit, ia juga bekerja mengantarkan dagangan pembeli dengan becak motor. Hingga kini, ia memiliki bentor. Berbeda dari sebelum pandemi, ia kini hanya mampu mendapatkan uang harian dari hasil kuli panggul dan bentornya hingga Rp100.000, yang belum dipotong uang makan dan keperluan bensin.
Meski dengan penghasilan yang terbatas dan semakin berkurang, para kuli panggul hanya mampu bertahan dari desakan ekonomi yang semakin menghimpit mereka. Beban dan risiko berat tetap mereka panggul hanya untuk memenuhi kewajiban mereka sebagai kepala keluarga yang menghidupi keluarganya.