Semakin sedikit mendapatkan penumpang di dalam terminal menjadi salah satu keluhan yang dirasakan sejak pandemi kemarin hingga sekarang oleh beberapa supir bus antar kota antar provinsi yang melintasi Terminal Harjamukti, Kota Cirebon. Beberapa terminal bayangan beralih jadi andalan para supir untuk mendapatkan penumpang meski dapat dihitung jari.
Penurunan omzet bus dirasakan beberapa supir AKAP dengan jurusan Cirebon–Jakarta. Sejak pandemi hingga kini, penurunan ini masih terasa. Salah satu bus dengan tujuan akhir Terminal Cilincing, Jakarta, kini hanya mampu melayani sekali trayek Cirebon–Cilincing–Cirebon.
Penghasilan yang dapat mereka bawa pulang kini hanya 300 ribu rupiah, yang digunakan sebagai uang makan bagi supir dan kernet, setelah dipotong untuk uang bensin serta setoran harian. Terminal juga bukan lagi tempat untuk mendapatkan banyak penumpang, yang lebih banyak didapatkan di beberapa terminal bayangan, meski hanya satu atau dua penumpang.
Baca Juga:Silaturahmi ke Bogor, Ahmad Syaikhu Bertekad Jadi Pelayan MasyarakatPemuda Memanggil, Sukses Hadirkan 3 Calon Bupati Kuningan – Video
Supir bus, Darman, menuturkan bahwa sudah lebih dari lima tahun ia mengemudikan bus dengan tujuan akhir Terminal Cilincing, dan ia sudah paham dengan beberapa titik jemput penumpang langganannya. Ia dan kernetnya terus berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penumpangnya meski penumpang kian hari kian berkurang.
Beberapa faktor yang dirasakannya memengaruhi penurunan penumpang, selain karena makin maraknya pilihan transportasi umum seperti shuttle dan travel di kota-kota besar dengan tujuan Cirebon. Selain itu, ia juga sering menemui travel gelap tanpa izin trayek yang ikut mengambil penumpang di beberapa terminal bayangan.