Menjamurnya tren pedagang kopi keliling di Kota Cirebon dalam beberapa tahun terakhir tidak membuat pedagang minuman keliling seperti Rusdi kehilangan pelanggannya. Ia masih setia menghadirkan beragam minuman yang ia jajakan dengan motor modifikasinya yang ia beli dengan modal dari pekerjaan sebelumnya sebagai pedagang ayam boiler.
Di bawah rimbunnya pohon di sebelah DPUTR Kota Cirebon, Rusdi menjajakan beragam minuman hangat hingga dingin dari atas motor modifikasinya. Sebelumnya ia bekerja serabutan hingga berdagang ayam boiler, yang akhirnya sekitar 2 tahun lalu memutuskan untuk berjualan minuman keliling dengan tambahan gerobak yang awalnya sebuah gerobak siomay dan dibeli dengan modal 500 ribu.
Semakin ramainya pelanggan, ia kemudian menambah terpal, payung, hingga termos tambahan untuk memudahkannya dalam melayani pelanggan. Sebelum berjualan di samping kantor DPUTR, awalnya ia masih berjualan di samping SMA 7 dan beberapa lokasi lain hingga disarankan menetap oleh salah satu pelanggannya yang menjumpainya di sekitar DPUTR.
Baca Juga:Dishub Minta PO Bus Rajin Berikan Edukasi Bagi Pengemudi – VideoPesta Rakyat Hari Jadi Ke 524 Desa Bayalangu – Video
Di tengah menjamurnya kopi kemasan keliling di Kota Cirebon, ia belum tertarik berganti profesi yang ditekuninya jauh sebelum tren tersebut. Selain itu, keterbatasannya dalam mengoperasikan gawai juga jadi alasan lain.
Setiap hari sebelum mangkal di sebelah DPUTR, ia berbelanja di Pasar Kalitanjung untuk mengisi sebagian minuman serbuk yang habis di hari sebelumnya. Ia masih membandrol harga minuman mulai kemasan sachet hingga kopi sachet yang ia jual dari 2.000 hingga 4.000 jika ditambahkan es batu. Yang paling sedikit dalam sehari ia dapat mengantongi uang 100 ribu.