Sementara itu, meski belum ada pernyataan resmi terkait penyebab kebakaran di bagian utara TPA Kopiluhur sejak Minggu pagi, Damkar Kota Cirebon dan DLH menduga kemarau menjadi salah satu penyebab munculnya api. Kondisi itu menyebabkan api dengan cepat menjalar dari sekitar TPA hingga ke sekeliling lahan kering.
Hingga Minggu siang, sedikitnya 4 unit mobil pemadam kebakaran, unit bantuan dari PT Arida, serta satu unit mobil water canon dari Polres Cirebon Kota, masih berusaha mencegah titik api menyebar. Beratnya medan serta jauhnya jangkauan dari sumber air memperlambat proses pemadaman yang luasnya sekitar 4 hektar.
Kejadian yang terus berulang setiap tahunnya ini kerap terjadi saat puncak musim kemarau. Dengan sedikit titik api yang berasal dari permukaan tumpukan sampah ataupun di bawahnya, berpotensi menimbulkan kebakaran besar seperti yang terjadi di tahun 2023 kemarin.
Baca Juga:Lewat Kolaborasi, ASIH Siap Atasi Permasalahan Disabilitas di Jawa BaratDukung ASIH di Pilgub Jabar, HWDI Harapkan Pemenuhan Hak Disabilitas
Kepala DLH Kota Cirebon, Dr. Yuni Darti, menuturkan bahwa titik api yang berasal dari dalam tumpukan sampah yang kemudian disulut oleh angin dapat menimbulkan kebakaran. Upaya pencegahannya juga sering dilakukan, seperti dengan piket dan pengurukan rutin sampah dengan lapisan tanah baru.
Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan, Operasi, dan Penyelamatan Kebakaran Damkar Kota Cirebon, Nurjaman, menyampaikan bahwa auto ignition bisa saja menjadi penyebab kebakaran, namun kecil kemungkinannya. Dibandingkan tahun sebelumnya, skala kebakaran TPA tahun ini dapat lebih terkendali.
Upaya yang dilakukan unit Damkar Kota Cirebon masih sebatas pada penyemprotan di titik api yang terlihat. Sementara itu, dari Dinas Lingkungan Hidup juga sempat mengusahakan pengurukan sisa kebakaran dengan tanah basah untuk mencegah timbul kembalinya titik api.