Petani di Desa Tegalsari Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon menggunakan gas elpiji tiga kilogram untuk menghemat biaya produksi.
Ada saja ide petani untuk menghemat biaya produksi pangan, seperti yang dilakukan oleh petani di Desa Tegalsari Plered Kabupaten Cirebon yang menggunakan gas elpiji pengganti BBM untuk mengairi lahan padi. Pompa air yang biasanya berbahan bakar pertalite diganti menggunakan gas elpiji karena dianggap jauh lebih murah.
Ide kreatif petani ini muncul ketika distribusi air ke sawah mulai susah ketika musim kemarau, biasanya dilakukan pada masa tanam kedua dan ketiga. Mudi, menjadi salah seorang petani yang sudah satu tahun terakhir menggunakan gas elpiji untuk membantu pengairan petak sawah.
Baca Juga:Titip Nasib Ojol, Speed Kota Bekasi Siap Menangkan ASIH di Pilgub Jabar 2024Lucky Hakim dan Ilham Habibie Kampanye di Cantigi, Tegaskan Komitmen Bangun Wilayah Industri
Menurut Mudi, biaya pompa air ini menjadi salah satu faktor yang sangat berisiko dan membuat biaya produksi menjadi sangat besar. Melalui penggunaan gas elpiji, petani bisa menghemat hingga lebih dari delapan puluh persen, karena untuk penggunaan gas elpiji ini petani hanya mengeluarkan biaya 60 ribu rupiah untuk biaya mengairi sawah selama satu hari satu malam, yang biasanya mencapai 250 ribu jika menggunakan BBM.
Sementara, petani juga harus memodifikasi pompa air agar bisa menggunakan gas elpiji sebagai alat pembakaran mesin menggantikan BBM. Hasilnya, petani bisa mensiasati dan menghemat biaya jauh lebih besar dengan penggunaan gas elpiji, serta keuntungan hasil panen pun bisa lebih tinggi.
Di lain sisi, petani juga sering kesulitan untuk membeli dan mendapatkan BBM di SPBU, dan penggunaan gas elpiji ini pun jadi solusi jitu.