Ribuan hektar lahan sawah di tiga kecamatan mengalami kendala pengairan selama bertahun-tahun. Hal ini terjadi lantaran saluran irigasi tersumbat di beberapa titik akibat keberadaan double track dan jalan tol yang kurang memperhatikan saluran irigasi. Para petani berharap ada langkah pasti untuk menangani masalah tersebut secepatnya agar lahan pertanian tetap produktif.
Persoalan irigasi pengairan sawah di tiga kecamatan, yakni Gebang, Babakan, dan Waled, sudah terjadi belasan tahun lalu. Penyebab utamanya adalah banyaknya saluran yang tersumbat atau menyempit. Ditambah lagi, sedimentasi pada saluran irigasi yang jarang dilakukan pemeliharaan setiap tahunnya.
Di setiap musim tanam, para petani selalu mengeluh terkait dengan pasokan air pengairan sawah yang kurang maksimal, dengan kapasitas debit air yang sedikit, sementara kebutuhan areal sawah yang harus mendapatkan air sangat luas. Belum lagi areal sawah tetangga desa yang juga sama-sama bergantung pada bendungan Dam Roti melalui saluran irigasi tersebut.
Baca Juga:Syaikhu Ingin Optimalkan Bank BJB untuk Hadirkan Rumah Bagi Anak MudaHadiri Hari Jadi Komunitas Penggemar Wayang se Jabodetabek, Ini Harapan Syaikhu
Salah seorang petani dari Desa Cangkuang mengaku bahwa sulitnya pengairan air masuk ke areal sawah disebabkan selain oleh sedimentasi irigasi dan kurangnya perawatan, juga terdapat beberapa titik penyumbatan di gorong-gorong bawah double track dan gorong-gorong di bawah jalan tol. Di mana saluran irigasi yang lebarnya sekitar 5 meter masuk gorong-gorong hanya berdiameter sekitar 1 meter, sehingga air sulit mengalir dengan maksimal.
Sementara itu, saat musim hujan, ratusan hektar sawah yang berada di selatan rel seringkali kebanjiran, namun di areal sebelah utara rel kereta sulit mendapatkan air karena suplai air tersumbat.