Sementara itu, harga komoditas daging ayam di Pasar Kanoman terpantau di harga 32 ribu per kilogram, Senin siang. Harga tersebut sempat fluktuatif di angka 500-2000 setiap harinya sejak akhir September lalu, sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Belum lagi, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk membeli ayam potong dengan harga lebih bersaing di luar pasar.
Pedagang merasakan kenaikan yang fluktuatif pada ayam potong sejak awal September kemarin, dengan harga 32 ribu per kilo, kenaikan berkisar 500 hingga 2000 yang berlangsung setiap hari. Dengan harga tersebut, pedagang sudah merasakan penurunan omzet penjualan mereka sejak beberapa bulan lalu, belum lagi dengan makin menjamurnya pedagang ayam potong di pinggiran kota.
Harga yang sering dibandrol lebih murah membuat pembeli banyak yang memilih ayam potong yang lebih murah dibandingkan yang berada di dalam pasar tradisional. Perbedaan harga yang cukup signifikan membuat sebagian pedagang keberatan, karena berbeda dengan pasar; mereka tidak perlu harus menyewa lapak dan mengurus keanggotaan.
Baca Juga:Milenial dan Gen Z Mantapkan Diri Dukung Pasangan ASIH di Pilgub JabarDukungan Terus Mengalir, Petani dan Nelayan di Jabar Siap Menangkan Pasangan ASIH
Pedagang ayam potong, Yayah, menuturkan bahwa pembelinya beberapa beralih pada penjual ayam potong di pinggiran kota yang membandrol lebih murah, karena mereka tidak menyewa lapak dan harus membayar parkir seperti di pasar tradisional. Selain berjualan di Pasar Kanoman, ia bertahan dengan menyetok untuk keperluan pada sebuah PT, serta dengan penjualan yang berasal dari para pedagang sebalk yang biasanya mencari tulang dari ayam fillet.
Pedagang berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk dapat menstabilkan harga kebutuhan pokok yang ada di pasar tradisional, serta menjamin ketersediaan stok bahan pokok, agar tidak semakin membuat pedagang merugi. Kompetisi harga yang tidak sehat antara pedagang pasar dan pedagang di pinggiran kota memperparah kondisi deflasi yang sudah dialami selama 5 bulan terakhir.