Kericuhan kembali mewarnai polemik tahta Keraton Kasultanan Kasepuhan. Puluhan warga menyerang beberapa orang usai diskusi mengenai polemik tahta sultan di Keraton Kasultanan Kasepuhan Cirebon. Beruntung, kericuhan tersebut dapat diredam petugas kepolisian dan pimpinan Laskar Macan Ali.
Ketegangan ini terjadi saat perwakilan yang diutus Heru Rusyamsi atau yang disebut Pangeran Kuda Putih, keluar dari Markas Macan Ali, Kota Cirebon, pada Rabu siang. Massa yang sudah kesal dengan kehadiran perwakilan tersebut langsung menyoraki hingga mengusirnya menjauh dari area Keraton Kasepuhan. Bahkan, petugas kepolisian bersama Laskar Macan Ali yang mengawal kepulangan warga tersebut kewalahan membendung amarah massa.
Tak sampai di situ, ketegangan pun berlanjut hingga sejumlah perwakilan yang menunggu di depan Masjid Sang Cipta Rasa, area Alun-alun Sangkakala Buana, menjadi bulan-bulanan massa. Bahkan, kericuhan ini mengakibatkan tiang lampu taman roboh dan menimpa massa yang terbakar emosi untuk mengusir warga luar Cirebon tersebut.
Baca Juga:Dapat Dukungan dari Ormas GESANTARA, Syaikhu : Optimis Menang!Lewat Teras ASIH, Cara Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Serap Aspirasi dengan Lebih Merakyat
Keributan ini pun mereda setelah utusan Heru masuk mobil dan meninggalkan area Keraton Kasepuhan. Laskar Macan Ali yang berupaya mediasi konflik perebutan tahta Keraton Kasepuhan ini, akan memanggil dua orang yang mengklaim sebagai Sultan Kasepuhan, yakni Raharjo Jali dan Heru atau Pangeran Kuda Putih.
Keduanya mengklaim memiliki bukti otentik sebagai sultan dan menolak Luqman Zulkaedin yang saat ini duduk sebagai Sultan Sepuh ke-15 Keraton Kasepuhan. Laskar Macan Ali pun akan mengumpulkan tiga pihak tersebut bersama dengan ahli sejarah, pemerintah, dan Forkopimda untuk membahas konflik ini.
Polemik tahta Sultan Keraton Kasultanan Kasepuhan ini mulai terjadi sejak wafatnya Sultan Sepuh Pangeran Adipati Arif Natadiningrat pada 2020 silam. Saat ini, tahta sultan diduduki oleh putranya, Luqman Zulkaedin, namun menuai sejumlah polemik.