Di tengah dominasi lahan sawah yang mayoritas ditanami padi di Kabupaten Cirebon, warga Desa Cengkuang, Kecamatan Palimanan, memilih jalur berbeda dengan menanam bunga Kingkong, atau yang dikenal dalam bahasa ilmiah sebagai Impatiens balsamina (bunga pacar air). Tanaman ini dianggap sebagai alternatif sumber penghasilan bagi para petani di daerah tersebut.
Bunga Kingkong termasuk jenis tanaman yang mudah tumbuh. Hanya dengan menanam bijinya dan memberikan cukup air, tanpa perawatan khusus, tanaman ini sudah bisa tumbuh cepat dalam waktu 3-4 bulan dan siap dipanen setiap hari selama satu minggu. Uniknya, bunga ini akan tumbuh kembali setelah dipetik dalam jangka waktu satu hari, membuatnya sangat produktif.
Pada saat panen, para petani biasanya mendapatkan hasil sekitar 30 hingga 35 kilogram dalam sekali panen. Bunga Kingkong memiliki banyak variasi warna, seperti merah, putih, pink, dan ungu, yang sering digunakan dalam berbagai ritual adat serta untuk ziarah kubur di Cirebon yang masih sangat kental dengan tradisi dan budaya setempat.
Baca Juga:Rapat Paripurna Pelantikan DPRD Kab. Cirebon Periode 2024-2029 – VideoKuwu Bayalangu Kidul Melelang Tanah Tegal Pangonan – Video
Salah satu petani bunga Kingkong, Edi, mengatakan bahwa selain memenuhi kebutuhan lokal, hasil panen bunga ini juga didistribusikan ke luar daerah, seperti ke Jakarta dan kota besar lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian bunga Kingkong di Desa Cengkuang tidak hanya mampu menopang perekonomian warga, tetapi juga menjadi komoditas yang dicari hingga ke luar kota.