Keistimewaan Gamelan Sekaten Keraton Kanoman – Video

Keistimewaan Gamelan Sekaten Keraton Kanoman
0 Komentar

Gamelan Sekaten merupakan tradisi yang sudah dijaga selama ratusan tahun oleh pihak Keraton Kanoman. Tradisi ini selalu ditampilkan setiap menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW selama sekitar lima hari berturut-turut. Demi menjaga tradisi, pemain Gamelan Sekaten hanya dapat berasal dari keturunan mereka yang sebelumnya pernah menjadi nayaga.

Salah satu tradisi yang menjadi ciri khas pada setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak dapat ditemukan di keraton lain di Kota Cirebon, kecuali di Keraton Kanoman, yakni Gamelan Sekaten. Selama sekitar lima hari berturut-turut, pertunjukan Gamelan Sekaten ditampilkan sejak Jumat siang hingga selesai pada Selasa sore, untuk selanjutnya kembali disimpan di Keraton Kanoman.

Alat musik yang dimainkan telah disimpan selama lebih dari 700 tahun oleh pihak Keraton Kanoman. Gamelan ini dimainkan oleh 12 nayaga dengan masing-masing jenis alat musik, yakni bonang bibit, bonang racik, saron bibit, gong bibit, gong pengiring, ketuk, cret, dan bedug, yang dimainkan secara bergantian oleh ke-27 pewarisnya.

Baca Juga:Wilayah Timur Cirebon Butuh Perhatian – VideoPMI Kirim 4 Truk Air ke Desa Slangit – Video

Lurah Gamelan Sekaten Kanoman, Ato Sugiarto, menuturkan bahwa secara pakem, pemain Gamelan Sekaten haruslah juga seorang keturunan dari orang yang pernah menjadi penabuh Gamelan Sekaten sebelumnya. Untuk perawatan, Gamelan Sekaten setelah digunakan juga disimpan di sebuah ruangan khusus di dalam Keraton Kanoman, berbeda dengan koleksi barang warisan lainnya yang tersimpan di dalam museum.

Pengunjung Keraton Kanoman dapat menikmati pertunjukan Gamelan Sekaten ini di salah satu kompleks bangunan yang bernama Siti Hinggil, pada beberapa waktu malam dan siang hari. Uniknya, setiap pemain Gamelan Sekaten tidak melalui latihan khusus tertentu untuk dapat memainkannya, melainkan hanya melalui proses mendengarkan secara langsung oleh para pemain kepada anak keturunannya yang mulai dikenalkan sejak umur 9 tahun, hingga nantinya dapat secara sah menjadi nayaga saat mereka menginjak umur 17 tahun.

0 Komentar