Semakin mendekati puncak perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, kian dipenuhi pendatang dari luar kota yang hendak berziarah ke keraton-keraton yang ada di Kota Cirebon. Kesempatan ini menjadi berkah tersendiri bagi pedagang yang berjualan pada kesempatan Pasar Muludan, terutama bagi pedagang gorengan tahu petis Cirebon yang selalu eksis setiap perayaan adat seperti sekarang.
Menjadi berkah tersendiri bagi pedagang dapat kembali berjualan pada kegiatan Pasar Muludan Kasepuhan Kota Cirebon, yang sebelumnya sempat vakum selama 5 tahun lebih. Kembalinya kesempatan di tahun ini membuat salah satu pedagang gorengan tahu petis, Ismail, kembali menggelar tiga buah gerobak dagangannya di sekitar Pasar Muludan, yang sudah dari tahun 80-an sering diikuti oleh orang tua hingga kakeknya.
Sudah lebih dari 7 tahun Ismail meneruskan usaha keluarganya tersebut, meski sempat terseok selama masa pandemi kemarin hingga sempat menutup usaha pabrik tahu yang menjadi bahan dasar usahanya. Ia bersyukur dapat kembali membuka lapak selama kegiatan Pasar Muludan di tahun ini. Selain berkeliling berjualan di setiap acara adat, sejak Lebaran Haji kemarin ia sudah membuka pangkalan jualannya yang setiap hari menetap di daerah Bakung, Sumber.
Baca Juga:Distribusi Air Pertanian Tak Tersedia Akibat Kemarau – VideoWarga Mencuci Pakaian Di Kubangan Sungai Yang Mengering – Video
Menyajikan tahu goreng, cireng, serta tahu krispi yang tidak ketinggalan dapat disantap bersama dengan petis racikan resep keluarganya, yang memiliki citarasa lebih manis dan gurih dibandingkan dengan sambal petis lainnya. Selama kegiatan Pasar Malam Muludan, tidak kurang Ismail dapat menghabiskan 10 ember tahu dalam sehari, lebih banyak dibandingkan kebutuhannya berjualan di acara adat di tempat lainnya.
Tidak hanya di Pasar Muludan Kasepuhan, Ismail juga kerap membuka lapak di beberapa acara adat sekitar Ciayumajakuning, bahkan hingga pernah sampai ke Brebes. Setelah selama sebulan berjualan di Pasar Malam Muludan, Ismail akan kembali menggelar lapak di Kedawung dan Trusmi.