Ratusan orang berdesakan dan saling berebut untuk mendapatkan air bekas cucian benda-benda pusaka peninggalan Wali Songo, khususnya Kanjeng Sunan Gunung Jati, di Kasultanan Keraton Kasepuhan Cirebon. Air tersebut dipercaya memiliki karomah dan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk mendapatkan keberkahan dari Sang Pencipta.
Kericuhan terjadi ketika warga berusaha memperoleh air basuhan dalam prosesi Siraman Panjang pada Selasa pagi. Mereka membawa berbagai wadah seperti ember, botol, dan wadah air lainnya untuk menampung air tersebut. Banyak warga yang datang sejak pagi, bukan hanya dari sekitar Keraton dan Cirebon, tetapi juga dari berbagai daerah lainnya. Mereka membasuh wajah dengan air tersebut, bahkan ada yang membawa anak-anak untuk diolesi air pada tubuh mereka.
Warga meyakini bahwa air basuhan pusaka ini dapat digunakan sebagai media penyembuhan berbagai penyakit, serta membawa keberkahan dan karomah dari Yang Maha Kuasa. Tradisi yang telah berlangsung sejak era Wali Songo ini memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat, khususnya dalam perjuangan untuk mendapatkan air Siraman Panjang yang dianggap sangat berharga.