Penyakit demam berdarah (DBD) dan tuberkulosis (TBC) menjadi prioritas utama Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam upaya deteksi dini, pencegahan, dan respons penyakit. Kedua penyakit tersebut menunjukkan tren peningkatan pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, dengan jumlah korban jiwa mencapai enam orang.
Pemerintah Kabupaten Cirebon berencana melakukan akselerasi di sektor kesehatan melalui deteksi dini, preventif, dan respons penyakit. Akselerasi ini ditandai dengan rapat koordinasi lintas sektor yang dimulai pada Selasa siang dan berlangsung selama lima hari di Onyx Room Hotel Aston Cirebon.
Dalam penguatan tersebut, seluruh pihak yang terlibat diharapkan dapat bersinergi untuk menangani penyakit menular dan tidak menular di masyarakat, guna menciptakan tingkat kesehatan yang tinggi serta meningkatkan produktivitas sumber daya manusia.
Baca Juga:Sidang PK Enam Terpidana Kasus Vina – Video6 Terpidana Ikuti Sidang PK – Video
Penjabat (PJ) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak, mengingat Dinas Kesehatan tidak dapat bekerja sendiri. Menurutnya, target indikator yang telah ditetapkan secara nasional harus dapat dicapai, dengan melakukan edukasi kepada para pemangku kepentingan agar mereka bisa menyampaikan informasi ini kepada masyarakat, serta mempercepat kinerja dan program kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Neneng Khasanah, menyampaikan bahwa saat ini dua penyakit utama yang menjadi perhatian adalah demam berdarah dengue (DBD) dan tuberkulosis (TBC), mengingat peningkatan tren kasusnya dibandingkan tahun 2023. Akselerasi sektor kesehatan sangat diperlukan karena capaian saat ini baru menyentuh angka 48 persen dari target yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu, rapat koordinasi ini juga membahas tingginya kasus penyakit pada anak, karena kesehatan anak menjadi perhatian penting sebagai generasi penerus bangsa. Sejumlah narasumber dihadirkan dalam rapat tersebut dengan harapan dapat menciptakan generasi yang lebih sehat.