Tidak Hanya karena Faktor Genetik, Berikut Alasan Tubuh Bertumbuh Pendek

Tubuh pendek
health.okezone.com
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Tidak hanya karena faktor genetik, badan yang bertumbuh pendek juga ada penyebabnya, loh. Penduduk negara-negara di Asia khususnya di Indonesia, memang cenderung memiliki tubuh yang pendek dibandingkan dengan negara Barat. Faktor penyebab lainnya bisa karena hormon, jenis kelamin, dan nutrisi juga menjadi faktor pemicu seseorang bertubuh pendek.

Data menurut World Population Review menunjukan data terbaru mengenai tinggi badan rata-rata penduduk di setiap negara di seluruh dunia. Berdasarkan data tersebut, ternyata Indonesia masuk ke dalam rangking sepuluh negara dengan penduduk terpendek di dunia. Angkanya diikuti dengan Bolivia, Filipina, Vietnam, dan negara lainnya.

Selain itu, ditunjukan bahwa rata-rata tinggi badan laki-laki di Indonesia adalah 166,26 cm dan rata-rata tinggi perempuan adalah 154,36 cm. Sementara untuk negara dengan penduduk tertinggi di dunia masih dipegang oleh negara-negara di Eropa. Di peringkat pertama ada negara Belanda dengan rata-rata tinggi 183,8 cm, Montenegro 183,2 cm, dan Denmark 182,6 cm.

Baca Juga:Selain Digunakan Sebagai Pelengkap Masakan, Ini Dia Manfaat Rebusan Sereh untuk KesehatanResep Ayam Bumbu Kuning Kemangi yang Wanginya Bikin Nagih

Faktor Badan Bertumbuh Pendek

1. Jenis Kelamin

Di awal-awal masa pertumbuhan, perempuan cenderung tumbuh lebih cepat dari pada laki-laki, hal ini disebabkan karena perbedaan masa pubertas. Namun, begitu laki-laki sudah menginjak masa pubertasnya, ia akan tumbuh tinggi lebih cepat dari perempuan.

Sementara itu masa pertumbuhan perempuan akan cenderung mereda ketika mereka telah memulai siklus menstruasi, yaitu rata-rata di umur 12,5 tahun. Secara keseluruhan perbedaan tinggi antara laki-laki dewasa dan perempuan dewasa adalah 14 cm atau 5,5 inci.

2. Hormon

Selama masa pubertas, hormon sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tubuh. Hormon ini termasuk hormon tiroid, hormon pertumbuhan manusia, dan hormon seks seperti testosteron dan estrogen. Kelainan apa pun yang terjadi pada hormon ini dapat mengubah pertumbuhan serta tinggi badan manusia secara keseluruhan.

Anak-anak yang mengalami hipotiroidisme (tiroid rendah) atau gangguan kelenjar pituitari, mungkin akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan rata-rata tinggi orang tua mereka. Selain membuat badan bertumbuh pendek, gangguan hormon lain juga dapat menyebabkan gigantisme atau jangkung. Gigantisme disebabkan karena terlalu banyak hormon pertumbuhan manusia yang diproduksi oleh tumor kelenjar hipofisis.

3. Gangguan Bawaan

Beberapa kondisi yang ada saat lahir dapat menentukan tinggi badan seseorang. Misalnya, achondroplasia (dwarfisme) atau penyakit kerdil. Kondisi ini merupakan kelainan pertumbuhan tulang langka yang diturunkan dalam keluarga.

Kelainan bawaan lainnya yang bisa menyebabkan perawakan pendek dikenal dengan sindrom Turner. Kondisi langka ini menyebabkan keterlambatan anak dalam masa pubertas. Tidak seperti dwarfisme, sindrom Turner tidak diturunkan dalam keluarga.

4. Nutrisi

Walaupun nutrisi hanya berpengaruh 20 sampai 40 persen dalam pertumbuhan, tetapi nutrisi masih memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan anak. Anak-anak yang tidak mendapatkan cukup nutrisi yang baik mungkin tidak tumbuh setinggi anak-anak dengan nutrisi yang cukup.

Baca Juga:Sering Dihiraukan, Ini Beberapa Tips Memakai Serum yang Benar untuk Hasil yang MaksimalSegudang Manfaat Sereh yang Baik untuk Kesehatan, Bisa Mencegah Gigi Berlubang

Oleh karena itu, para pakar merekomendasikan agar anak-anak dan remaja perlu mengonsumsi makanan yang bervariasi dan bergizi seimbang, serta memperbanyak asupan buah dan sayuran. Hal ini dapat memastikan bahwa mereka mendapatkan semua vitamin dan mineral yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang.

***

0 Komentar