Pendangkalan muara hingga berkurangnya hasil tangkapan merupakan salah satu dampak yang dirasakan nelayan pesisir Panjunan, Kota Cirebon, yang dalam beberapa hari terakhir memilih untuk mengistirahatkan kapal sebelum dapat berlayar kembali.
Dampak cuaca berangin di pesisir utara Cirebon dalam beberapa hari terakhir dirasakan lebih kencang dari biasanya. Tidak hanya dirasakan oleh warga, namun juga oleh nelayan, seperti di Kampung Nelayan Pesisir Panjunan. Beberapa nelayan yang sedang tidak melaut memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kondisi kapal di tengah terjangan angin selatan serta potensi gelombang tinggi.
Di hari biasa, setiap sore merupakan waktu nelayan normalnya digunakan untuk melaut. Berbeda jika kondisi angin selatan sedang kencang seperti sekarang, mereka biasanya menunggu saat kondisi angin lebih tenang. Bahkan untuk sekadar merapat ke daratan di siang hari, dampaknya membuat pendangkalan muara yang cukup ekstrem hingga memperlihatkan dasar lumpur di bawah kapal yang kerap menghambat jalan masuknya kapal, sehingga mempengaruhi durasi melaut.
Baca Juga:Tahapan Pendaftaran Cakada Kab. Cirebon Resmi Ditutup – Video8 Parpol Non Parlemen Usung Pasangan Rahmat Imam – Video
Nelayan pesisir, Aimin, menuturkan sudah sekitar dua hari ia tidak melaut karena kondisi cuaca yang turut mengakibatkan pengurangan hasil tangkapannya. Bahkan pada saat terakhir kali melaut untuk memancing barakuda serta teri, ia pulang dengan tangan hampa. Kondisi angin selatan sudah dirasakan nelayan sejak awal bulan Juli kemarin, hingga diprediksi mengalami puncaknya pada Agustus ini.
Hambatan angin serta makin tingginya gelombang laut pada saat musim angin selatan dalam beberapa bulan terakhir ini sangat mempengaruhi hasil tangkapan nelayan. Meski fenomena tersebut hampir setiap tahunnya terjadi, tidak hanya di sekitar Cirebon, beberapa daerah di selatan dan utara Jawa juga mengalami dampak dari musim angin selatan.