Bagaimana Sejarah Parfum Tercipta? Berawal dari Kebutuhan Sakral sampai Bagian Gaya Hidup Masyarakat Urban

Bagaimana Sejarah Parfum Tercipta? Berawal dari Kebutuhan Sakral sampai Bagian Gaya Hidup Masyarakat Urban
Bagaimana Sejarah Parfum Tercipta? Berawal dari Kebutuhan Sakral sampai Bagian Gaya Hidup Masyarakat Urban/ pixabay
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Sejarah parfum dimulai dari zaman kuno, di mana masyarakat menggunakan bahan alami untuk menciptakan aroma yang menyenangkan. Kata “parfum” sendiri berasal dari bahasa Latin “per fumum,” yang berarti “melalui asap.”

Tradisi awal parfum dapat ditelusuri ke budaya Mesir, Mesopotamia, dan India, yang menggunakan wewangian dalam upacara keagamaan, pengobatan, dan pemakaman.

Di Mesir kuno, parfum digunakan oleh bangsawan dan pendeta sebagai bagian dari ritual pemujaan dewa-dewi. Salah satu parfum yang terkenal adalah “Kyphi,” yang terbuat dari campuran resin, anggur, madu, dan bahan-bahan aromatik lainnya.

Baca Juga:20 Parfum Pria Lokal Terbaik, Tentukan Karakter Sesungguhnya Dalam Satu SemprotanSemriwing! 8 Parfum Pria Harga Sejutaan Berbagai Merk Kesukaan Para Artis

Parfum juga digunakan dalam proses pengawetan mayat, terutama untuk firaun, guna memastikan tubuh mereka siap untuk kehidupan setelah kematian.

Bagaimana Sejarah Parfum Tercipta? Berawal dari Kebutuhan Sakral sampai Bagian Gaya Hidup Masyarakat Urban

Di Mesopotamia, seorang kimiawan wanita bernama Tapputi, yang hidup sekitar 1200 SM, dikenal sebagai pembuat parfum pertama yang terdokumentasi.

Dia mencampurkan minyak bunga dan rempah-rempah dengan bahan aromatik lainnya, menciptakan wewangian yang kompleks melalui metode distilasi awal. Ini adalah bukti awal dari proses pembuatan parfum yang masih digunakan hingga sekarang.

Selama periode Yunani dan Romawi, parfum tidak hanya digunakan untuk keagamaan tetapi juga untuk kesehatan dan kecantikan.

Romawi bahkan mengimpor parfum dari Mesir dan negara-negara Timur lainnya, memperluas perdagangan wewangian ke seluruh dunia kuno. Mereka menciptakan wewangian untuk mandi, pakaian, dan rumah.

Pada Abad Pertengahan di Eropa, parfum sempat kehilangan popularitas karena pengaruh gereja yang menganggap wewangian sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kemewahan duniawi.

Namun, pada abad ke-12, perdagangan parfum kembali meningkat melalui pertemuan budaya Barat dan Timur dalam Perang Salib, yang membawa kembali teknik pembuatan parfum dari Timur Tengah ke Eropa.

Baca Juga:7 Harga Parfum Pria yang Disukai Wanita, Mulai dari 20 Ribuan Dijamin Tahan Lama dan Punya Bau Gak LebaySegar Seharian, 15 Pilihan Wangi Parfum untuk Aktivitas Luar Ruangan

Pada masa Renaissance, parfum mengalami kebangkitan di Eropa, terutama di Italia dan Prancis. Catherine de Medici, yang menikah dengan Raja Henry II dari Prancis, dikenal karena membawa parfum ke istana Prancis, memicu tren penggunaan wewangian di kalangan bangsawan Eropa.

Abad ke-17 hingga 19 menandai perkembangan besar dalam pembuatan parfum. Proses distilasi dan ekstraksi semakin maju, memungkinkan parfum diproduksi secara massal.

Prancis menjadi pusat industri parfum dunia, dengan kota Grasse menjadi pusat produksi minyak esensial dan parfum.

Hingga saat ini, parfum tetap menjadi bagian penting dari gaya hidup manusia, bertransformasi dari penggunaan religius menjadi simbol gaya dan identitas pribadi di seluruh dunia.

0 Komentar