Penyusutan volume air yang terjadi setiap tahunnya di Setu Patok, sejak seminggu terakhir mulai diramaikan kembali pengunjungnya, terutama pada saat sore hari. Dampak viralnya Setu Patok di media sosial akhirnya juga dapat mendorong kembali ekonomi warga yang berjualan di sekitar setu, bahkan hingga ke pinggiran danau di dalamnya.
Fenomena surutnya volume air di Setu Patok memang kerap kali terjadi hampir setiap tahun, terutama pada saat menjelang musim kemarau seperti saat ini. Namun, bentangan lahan yang mulai ditumbuhi rerumputan akibat surutnya air setu, sejak seminggu terakhir membawa lebih banyak pengunjung dari biasanya, karena banyak orang yang mengejar momen matahari tenggelam di Setu Patok.
Tidak hanya berasal dari warga sekitar, pengunjung Setu Patok ada juga yang berasal dari luar desa hingga Kota Cirebon yang awalnya melihatnya dari media sosial, kemudian ingin melihatnya secara langsung. Dampak dari viralnya Setu Patok juga dirasakan para pedagang, yang biasanya hanya berjualan di sekitar bendungan, bahkan kini terdapat pedagang yang menjajakan dagangan mereka hingga mendekati pinggiran danau.
Baca Juga:RSHS Akan Gelar Bakti Sosial Di Kab. Cirebon – VideoAntisipasi Bencana Banjir Saat Musim Penghujan – Video
Salah seorang pedagang, Ana, menuturkan bahwa setiap tahunnya kondisi Setu Patok sering mengalami kekeringan seperti sekarang, namun baru tahun ini banyak warga yang mengunjungi Setu Patok setelah fenomena viral. Keuntungan yang dirasakannya juga sudah meningkat sejak seminggu terakhir, dan pada akhir pekan semakin banyak lagi yang mengunjungi Setu Patok terutama di sore hari.
Selain menjadi tempat wisata baru bagi pengunjung, fenomena menyusutnya volume Setu Patok sebenarnya juga berdampak bagi area sawah di sekitarnya, yang menggantungkan pasokan airnya pada cekungan tersebut. Bagi pengunjung perlu diperhatikan kembali, karena tidak terdapat tanda peringatan agar tidak berjalan mendekati tepi danau, karena masih terdapat beberapa permukaan tanah yang tidak stabil untuk dipijak.