RADARCIREBON.TV Lambang Garuda Pancasila dengan latar belakang biru dengan tulisan putih ‘PERINGATAN DARURAT’ atau ‘RI-00’ ramai beredar di media sosial usai pembahasan revisi Undang-Undang (UU) Pilkada di parlemen. Di Jakarta dan beberapa daerah, muncul konsolidasi untuk melancarkan protes menolak revisi UU Pilkada.
Hingga Kamis (22/08) petang, massa masih melakukan aksi di luar gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta. Sebagian pagar gedung DPR jebol oleh massa aksi yang menolak RUU Pilkada ketika mencoba masuk ke kompleks parlemen.
Situasi memanas ketika pengunjuk rasa menerobos kompleks dan polisi berusaha membubarkan massa dengan gas air mata dan meriam air. Sekitar 3.000 personel polisi dikerahkan untuk mengamankan protes tersebut.Di sejumlah daerah, seperti di Semarang, Jawa Tengah, demonstrasi berujung dengan kericuhan.
Baca Juga:Kenapa Muncul Peringatan Darurat Indonesia? Alasan Dibalik Munculnya Peringatan Darurat Indonesia10 Artis Ikut Demo Peringatan Darurat Indonesia di Gedung RI Jakarta
Dalam 24 jam terakhir, ‘peringatan darurat indonesia’ menjadi tren di jagat maya dengan volume pencarian mencapai lebih dari 200.000.
Lambang negara itu viral setelah diunggah sejumlah influencer atau pemengaruh di jejaring sosial seperti X (sebelumnya Twitter) dan Instagram. Mereka serentak memprotes tindakan DPR yang oleh para pakar dianggap sebagai “pembegalan atau pembangkangan” terhadap konstitusi.
Seperti diketahui, delapan dari sembilan fraksi di DPR sepakat untuk hanya menerapkan sebagian putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat pencalonan kepala daerah pada rancangan perubahan UU Pilkada.
Padahal, putusan MK yang dikeluarkan sehari sebelumnya disambut baik berbagai pengamat karena mengubah konstelasi politik menjelang Pilkada 2024 yang sebelumnya dinilai pakar tidak berimbang dengan munculnya koalisi-koalisi ‘gemuk’.
Garuda Pancasila dengan tulisan ‘Peringatan Darurat’ telah diadopsi oleh sejumlah pengguna media sosial sebagai simbol perlawanan. Di dunia maya, sejumlah aktivis berkonsolidasi untuk mengadakan unjuk rasa di lapangan pada Rabu (21/08) petang.
Di Jakarta dan beberapa daerah, muncul konsolidasi untuk melancarkan protes ke Senayan.Dari mana asal muasal ilustrasi lambang burung Garuda dan bagaimana ini menjadi ikon upaya memprotes aksi DPR?
Dari mana simbol Garuda Pancasila berasal?
Berdasarkan penelusuran di media sosial, gambar itu merupakan tangkapan layar dari berbagai unggahan video Emergency Alert System (EAS) Indonesia Concept.
Baca Juga:10 Macam Ide Lomba 17 Agustus Unik dan KekinianMK Tolak Ubah Syarat Batas Usia Calon Kepala Daerah, Kaesang Tak Bisa Maju Pilkada 2024
EAS Indonesia Concept pada awal Desember 2022 mengunggah beberapa film pendek analog dengan genre horor dengan menggunakan emergency alert system atau sistem peringatan dini sebagai benang merah.
Dalam karya fiksi mereka, lambang Garuda Pancasila berlatar biru merupakan siaran darurat dari pemerintah ketika muncul ‘entitas asing’ yang membajak negara.
“Peringatan darurat terhadap warga sipil aktivitas anomali yang baru saja dideteksi oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” demikian bunyi peringatan.
Demonstrasi di DPR memanas
Ratusan orang tampak berkumpul di depan Gedung DPR, pada Kamis (22/08), pukul 11.00 WIB. Jumlah massa terus bertambah hingga ribuan orang pada pukul 13.42 WIB.
Sekitar pukul 14.30 WIB, sebagian pagar gedung DPR jebol oleh massa aksi ketika mencoba masuk ke kompleks parlemen tersebut. Momen itu pun langsung membuat aparat kepolisian bersiaga dan menggunakan tameng lengkap beserta pelindung badan.
Massa masih memadati area samping gedung DPR yang berhadapan dengan Jl. Gatot Subroto. Di sana, bisa dikatakan massa terbagi ke beberapa area: sebelah kiri pagar DPR yang terletak dekat Senayan Park, tengah, dan sebelah kanan pagar yang terletak dekat Manggala Wanabakti.
Mahasiswa dari berbagai kampus tampak terpusat di area kiri dan tengah. Sekitar pukul 15.00 WIB, orator mengatakan “ada kejadian”, dan berulang kali menyerukan, “Medis, tolong beri jalan!”
Di sebelah kiri, lalu lintas orang padat, tapi tetap relatif terkendali. Di tengah, para mahasiswa merapatkan barisan. Di kanan, situasi ricuh.
Pukul 15.19 WIB, tampak salah satu bagian pagar kanan DPR telah jebol. Massa mencoba masuk ke kompleks DPR berulang kali dari sana.
Perlahan mereka maju, tapi lantas terhenti. Yang paling depan mendadak dipaksa mundur, entah oleh apa dari dalam kompleks DPR. Beberapa botol dilempar. Massa buru-buru balik arah.
Beberapa berteriak menenangkan: “Sabar! Pelan-pelan!”
Lima menit kemudian, mereka yang di depan mengganti strategi. Beberapa orang terlihat berusaha mencabut pagar lain agar lubang di pagar yang tercipta lebih besar. Belum pagar tercabut, mendadak rusuh lagi.
Seseorang tampaknya ditarik paksa keluar dari kerumunan. Ada yang bilang copet. Ada yang bilang provokator.
Beberapa menit berselang, perhatian massa fokus pada si terduga copet atau provokator tersebut hingga beberapa berteriak, “Fokus! Sudah, sudah!”Tak lama, terdengar alunan: “Hati-hati! Hati-hati! Hati-hati provokasi!”
Massa demonstran kemudian melempari polisi dengan batu dan botol ketika petugas berusaha memadamkan api yang membakar pagar bagian depan gedung DPR.
Menurut laporan kantor berita Antara, pada pukul 16.00 WIB, terlihat polisi berupaya memadamkan api yang membakar bagian depan pagar.Saat dipadamkan menggunakan selang air pemadam kebakaran, massa mulai memanas dan melempari polisi.
Hujan bebatuan pun terjadi dari seluruh sisi luar depan gedung DPR ke arah halaman di dalam. Massa yang ada di depan tembok jebol pun mulai mencoba masuk secara paksa.